Kementerian PUPR bergerak cepat dalam melakukan penataan kawasan Puncak Waringin di Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mendukung pariwisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo dengan membangun beberapa bangunan seperti tempat penjualan merchandise dan gardu pandang.
Hanya berselang tiga bulan dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke kawasan tersebut Juli lalu, pada September ini sedang dilakukan pembangunan merchandise dan gardu pandang tersebut. Ditargetkan dalam 150 hari kalender pekerjaan Penataan Bangunan Kawasan Puncak Waringin yang dilakukan Ditjen Cipta Karya tersebut, sudah selesai dibangun.
Saat meninjau kawasan tersebut, Jumat, 27 September lalu, Kepala BPIW Kementerian PUPR Hadi Sucahyono menjelaskan bahwa proyek itu merupakan bagian dari dukungan Kementerian PUPR terhadap pengembangan destinasi pariwisata super prioritas tersebut. Nantinya juga akan dilakukan revitalisasi pelabuhan di kawasan Labuan Bajo. Pelabuhan itu berada tak jauh dari Puncak Waringin. Pelabuhan itu perlu diperindah untuk mendukung program kawasan wisata premium.
“Revitalisasi di kawasan Pelabuhan Labuan Bajo ditargetkan selesai akhir 2020. Hal itu sesuai dengan intruksi Bapak Presiden,” tutur Hadi. Pelabuhan Labuan Bajo masih terlihat penumpukan kontainer. Dengan adanya revitalisasi maka kontainer-kontainer tersebut akan dipindahkan.
Ada dua alternatif bakal lokasi baru terminal barang yang akan dipindah dari Pelabuhan Labuan Bajo. Alternatif pertama berada di Bari yang terletak di sisi utara Kabupaten Manggarai Barat. Infrastruktur jalan untuk menuju lokasi ini sudah baik. Kedalaman lautnya pun memadai. Jaraknya sekitar 50 km dari pusat kota.
Alternatif kedua adalah Nanga Bido yang berada di sisi selatan Manggarai Barat. Lokasi ini lebih dekat dari pusat kota. Namun, jalan aksesnya belum memadai. Lautnya pun lebih dangkal. Bila Kementerian Perhubungan telah memutuskan lokasinya, makan Kementerian PUPR segera membangun jalan akses untuk memudahkan mobilisasi tenaga kerja, alat berat, dan material untuk membangun pelabuhan.
Sedangkan Pelabuhan Labuan Bajo yang ada saat ini akan khusus menjadi terminal penumpang yang melayani labuh dan sandar kapal pesiar, yacht, dan pinisi. Saat ini terminal penumpang dan kargo di Labuan Bajo masih bercampur. Jika dipisah, pelabuhan penumpang akan minim risiko pencemaran. (Hen/Ind/infobpiw)