Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung pengembangan infrastruktur di wilayah Jawa bagian Selatan. Hal itu diungkapkan Kepala BPIW, Rido Matari Ichwan saat menerima kunjungan kerja Rektor Universitas Siliwangi, Prof Rudi Priyadi dan Manusia Unggul Bawalaksana (Maung) Foundation di Kantor BPIW, Jakarta, Rabu (8/2).
Rido mengatakan, BPIW mendukung pengembangan infrastruktur di wilayah Jawa bagian Selatan, salah satunya dengan rencana pengembangan jalan tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas). Ke depan pembangunan jalan tol Cigatas tersebut akan tersambung sampai Yogyakarta.
“Saat ini untuk jalan nasional sudah ada yang menghubungkan Cileunyi-Garut-Tasikmalaya sampai Yogyakarta. Ke depan perlu dibangun jalan tol sebagai jalan alternatif yang dapat mendukung percepatan pengembangan di wilayah Jawa bagian selatan,” terangnya.
Menurutnya, pengembangan infrastruktur yang mewujudkan konektifitas akan memberikan peluang percepatan dalam pengembangan berbegai aspek. “Keberadaan infrastruktur yang memadai memang merupakan salah satu syarat utama yang dapat menjadikan pengembangan wilayah berlangsung cepat,” paparnya.
Selain rencana pengembangan jalan tol, lanjut Rido, akan ada banyak lagi sejumlah rencana pengembangan infrastruktur PUPR di kawasan Jawa bagian selatan yang salah satunya dapat mendukung pengembangan Tasikmalaya dan sekitarnya.
Rido menyatakan, saat ini Kementerian PUPR mengembangkan infrastruktur dan wilayah menggunakan metoda berbasis wilayah atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Pola pengembangan WPS ini diterapkan merupakan upaya mengatasi ketimpangan pembangunan, membangun konektivitas serta merespon permasalahan-permasalahan pembangunan wilayah dan kota yang muncul.
BPIW menyambut baik antusias Universitas Siliwangi negeri di Tasikmalaya dan Manusia Unggul Maung Foundation yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan infrastruktur dan wilayah, khususnya terhadap Tasikmalaya dan sekitarnya.
Di tempat yang sama, Doedoeng Zenal Arifin, Kepala Bidang Sinkronisasi Program dan Pembiayaan, Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, BPIW mengatakan, untuk mengembangkan Tasikmalaya memang memerlukan adanya konektivitas yang efektif.
“Misalnya dengan mengaktifkan Landasan Udara Wiriadinata di Tasikmalaya menjadi bandara komersil,” terangnya. Menurutnya, saat ini waktu tempuh melalui jalan darat ke Tasimalaya dari Jakarta dapat mecapai 8 hingga 9 jam, sehingga pengaktifan kembali bandara di Tasikmalaya menjadi utama.
“Saat ini menuju Aceh atau Medan saja bisa hanya 2,5 jam karena melalui transportasi udara,” ujar Doedoeng. Menurutnya, dengan akses yang mudah akan dapat menarik investor untuk dapat berinvestasi di Tasikmalaya.
Selain itu, lanjutnya, diperlukan pemahaman yang sama terkait pengembangan wilayah dari masyarakat luas di Tasikmalaya, agar rencana pengembangan dapat terjadi percepatan dan berlangsung lancar.
Sementara itu, Rektor Universitas Siliwangi, Prof Rudi Priyadi mengatakan, Universitas Siliwangi dan Maung Foundation akan melakukan berbagai langkah-langkah yang diperlukan agar tercipta kesadaran dan persepsi dari masyarakat Tasikmalaya mengenai perlunya pengembangan infrastruktur dan wilayah.
“Dalan hal ini Unsil akan mengotimalkan peran sebagai pusat pengetahuan bagi masyarakat Tasikmalaya,” terangnya.
Rudi menerangkan, pada tahap awal Unsil, Maung Foundation dan BPIW Kementerian PUPR dapat mengelar lomba menulis ilmiah mengenai Pembangunan Tasikmalaya Menuju 2045. “Lomba tersebut ditujukan untuk masyarakat luas. Dimana juara utamanya nanti dapat dipresentasikan dalam seminar nasional, yang didalamnya ada para pakar perkotaan dan lainnya,” terang Rektor.
Ia mengatakan, seminar tersebut salah satunya ditujukan untuk para memangku kepentingan di Tasikmalaya dan sekitarnya, agar pemahaman mengenai pengembangan infrastruktur dan wilayah dapat terbarukan.
Dalam pertemuan tersebut juga dilakukan penandatanganan Mou antara Unsil dan Maung Foundation untuk dapat mewujudkan percepatan pengembangan di kawasan Tasikmalaya dan sekitarnya.
Seperti diketahui, Univesitas Siliwangi merupakan institusi perguruan tinggi negeri di Kota Tasikmalaya. Adapun, Maung Foundatian merupakan yayasan sosial yang bergerak di bidang pemberdayaan sumber daya manusia.(ris/infoBPIW)