Kepala BPIW Sampaikan Rencana Pengembangan Infrastruktur Prioritas pada High Level Meeting Pra-Musrenbangnas RKP 2026
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Bob Arthur Lombogia hadir pada kegiatan High
Level Meeting & Special Session: Infrastructure Financing Pra-Musrenbangnas RKP 2026 Bidang
Infrastruktur di Kantor Kementerian PPN/ Bappenas pada Senin, 17 Maret 2025. Kegiatan ini
diselenggarakan dalam rangka implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2025-2029)
serta penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2026.
Kepala BPIW pada kesempatan ini hadir menjadi narasumber pada sesi High Level Meeting
Pra-Musrenbangnas RKP 2026 Bidang Infrastruktur. Disampaikan oleh Bob, Rencana Pengembangan
Infrastruktur Prioritas Bidang PU yang meliputi gambaran umum rencana dan target 2025-2029,
intervensi kunci kebijakan Tahun 2026 beserta identifikasi proyek prioritas, serta kendala regulasi,
kelembagaan dan pendanaan.
Bob menekankan pada 6 poin utama. Pertama, misi asta cita sebagai prioritas nasional. Kedua,
struktur kinerja RPJMN 2025-2029 Bidang PU. Ketiga, visi, sasaran utama, dan target Kementerian PU
2025-2029. Keempat, target pembangunan infrastruktur PU Tahun 2025. Kelima, indikasi target
pembangunan dan rencana infrastruktur PU Tahun 2026. Terakhir, tantangan pembangunan infrastruktur
PU.
Bob menyebut target Kementerian PU 2025-2029 yang diadaptasi dari indikator dan target dalam RPJPN
2045 dan RPJMN 2025-2029. “Kementerian Pekerjaan Umum mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp 50,48
Triliun yang akan digunakan untuk mencapai target pembangunan infrastruktur yang maksimal,” ujar
Bob.
Diinformasikan target pembangunan infrastruktur PU tahun 2025 pada sektor Sumber Daya Air meliputi
16 Unit Pembangunan Bendungan & 1 Unit BP Rukoh, 14.000 Ha Pembangunan Daerah Irigasi, 140.000 Ha
Rehabilitasi Jaringan Irigasi, 11 km Pengendali Banjir,NULL,5 km pengaman pantai, dan 0,25 m3/ detik
Penyediaan Air Baku. Pada sektor Jalan dan Jembatan meliputi 66 km Pembangunan Jalan Baru, 221 km
Peningkatan Kapasitas & Preservasi Peningkatan, 1.096 m Pembangunan & Duplikasi Jembatan, 26.326 m
Jembatan Gantung & Preservasi Jembatan, 242 m Pembangunan Flyover/ Underpass, 13 km Pembangunan
Jalan Tol, 47.603 km Preservasi Rutin Jalan, dan 489.805 m Preservasi Rutin Jembatan. Selanjutnya
pada sektor Cipta Karya meliputi 1.250 lt/detik Pembangunan & Peningkatan SPAM, 299 lokasi IBM
Pamsimas, 1.702 SR Perluasan SPAM, 4000 KK Pengelolaan Air Limbah, 705 KK Pengelolaan Persampahan,
IBM (Sanimas 463 Lokasi & TPS3R 53 Lokasi), 55.31 Ha Pengembangan Kawasan, 301 lokasi IBM PISEW, 7
Unit Bangunan Gedung, dan 8 Kawasan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Kemudian pada sektor Prasarana
Strategjs meliputi 125 Unit PHTC Madrasah, 24 Unit Sekolah, 6 Unit Rehab & Renov Perguruan Tinggi, 2
Unit Rehab & Renov PT Keagamaan, 7 Unit Rehab & Renov Pasar, 2 Unit Prasarana Olahraga, dan 1 Unit
Prasarana Strategis Lainnya.
“Indikasi target pembangunan infrastruktur PU Tahun 2026 terdapat pada sektor Sumber Daya Air (SDA),
pada sektor Jalan dan Jembatan, pada sektor Cipta Karya (CK) , dan pada sektor Prasarana Strategis
(PS),” jelas Bob. Dalam rangka mencapai target pembangunan infrastruktur tersebut, terdapat rencana
infrastruktur prioritas Tahun 2026 pada sektor SDA untuk lanjutan pembangunan bendungan, lanjutan
pengendali banjir, pembangunan dan rehabilitasi irigasi, pembangunan pengaman pantai, penyediaan air
baku, dan pelaksanaan Inpres Irigasi yang masih dalam proses penyusunan. Sedangkan pada sektor Jalan
dan Jembatan pada pembangunan jalan tol, pembangunan jalan baru, penggantian dan duplikasi jembatan,
serta pelaksanaan Inpres Jalan Daerah yang masih dalam proses penyusunan. Kemudian pada sektor CK
yakni pembangunan dan Pperluasan SPAM, pengelolaan persampahan, pengelolaan air limbah, pengembangan
kawasan, bangunan gedung, serta pelaksanaan Inpres Air Minum dan Air Limbah yang masih dalam proses
penyusunan. Selanjutnya pada sektor PS terdapat pembangunan dan rehabilitasi perguruan
tinggi/keagamaan, prasarana olahraga, dan pasar.
“Terdapat beberapa tantangan Pembangunan Infrastruktur yang menjadi perhatian bersama. Oleh
karenanya, diperlukan penyesuaian mekanisme sinkronisasi pemrograman dan penganggaran dengan
memprioritaskan program prioritas nasional, inovasi pembiayaan alternatif dalam pembangunan
infrastruktur PU dengan keterlibatan swasta, peran aktif dan komitmen pemerintah daerah dalam rangka
pengelolaan infrastruktur yang telah dibangun oleh pemerintah pusat. Dalam pelaksanaan pembangunan
juga perlu penyiapan readiness criteria, terutama proses pengadaan tanah yang dikoordinasikan dengan
lembaga terkait agar pembangunan infrastruktur bisa dilaksanakan sesuai dengan target yang telah
ditentukan,” jelas Bob.
Kegiatan ini bertujuan sebagai sinkronisasi penyusunan, evaluasi pelaksanaan dan perkembangan, serta
mengidentifikasi kendala dan hambatan pelaksanaan program dan proyek prioritas bidang infrastruktur
tahun 2025-2029. Hadir dalam kegiatan ini, perwakilan dari Kementerian PPN/ Bappenas, Kementerian
ESDM, Kementerian Perhubungan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian PKP, Kementerian
Keuangan, serta stakeholder terkait. Turut hadir mendampingi Kepala BPIW, Kepala Pusat Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Nasional, Zevi Azzaino. (Fir/Tiara)