Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur dan sekitarnya telah ditetapkan Pemerintah sebagai salah satu KSPN super prioritas untuk dikembangkan. Untuk pengembangan KSPN super prioritas tersebut Pemerintah mendapat dukungan Bank Dunia melalui Integrated Tourism Development Program (ITDP). Saat ini Pemerintah terus menajamkan substansi Integrated Tourism Master Plan (ITMP) KSPN Borobudur dan sekitarnya sebagai pedoman bersama dalam implementasi pengembangannya.
Hal itu terungkap dalam kunjungan lapangan rombongan Badan Pengembangan Infrastruktur (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang didampingi Balai Konservasi Borobudur ke KSPN Borobudur dan sekitarnya di Yogyakarta serta Jawa Tengah, Jumat (9/8).
Kepala BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono yang didamping Kepala Pusat Kawasan Strategis BPIW, Kuswardono mengungkapkan, kunjungan lapangan tersebut untuk melakukan penguatan dan penajaman substansi ITMP KSPN Borobudur dan sekitarnya, dalam rangka penataan dan pengembangan KSPN tersebut secara terpadu.
"Kita ingin melakukan penataan di KSPN Borobudur dan sekitarnya, hal ini dilakukan agar dapat semakin menarik minat kunjungan wisatawan yang dampaknya diharapkan mampu meningkatkan devisa negara dari sektor pariwisata," terang Hadi.
Menurutnya, sarana dan prasarana yang ada di KSPN Borobudur dan sekitarnya perlu ditingkatkan, mulai dari penataan pasar seni, peningkatan toilet umum kelas premium, serta sarana penunjang lainnya yang membuat kawasan candi lebih menarik.
“Misalnya kembali menghidupkan muatan lokal, seperti penanaman bambu yang lebih banyak lagi karena dari histori yang ada ternyata unsur pohon bambu sangat mewarnai destinasi Borobudur dan sekitarnya,” terangnya.
Hadi juga menjelaskan, pengembangan KSPN terpadu melalui ITMP yang alokasi biaya dari Bank Dunia meliputi empat komponen, komponen pertama peningkatan kapasitas kelembagaan untuk pengembangan pariwisata terpadu dan berkelanjutan.
Komponen kedua peningkatan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar di kawasan wisata yang dipilih. "Komponen ketiga dukungan partisipasi lokal dalam perekonomian sektor pariwisata. Dan komponen keempat peningkatan lingkungan yang kondusif untuk masuknya investasi ke bidang pariwisata," ungkapnya.
Ia menambahkan, implementasi ITMP KSPN ini melibatkan Kementerian PUPR, Kementerian Pariwisata serta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Hadi berharap, seluruh pihak terkait dapat melakukan percepatan pemrograman dan penganggaran yang dibutuhkan dalam pengembangan KSPN Borobudur dan sekitarnya. "Dari Kementerian PUPR, misalnya percepatan pemrograman dan penganggaran untuk konektivitas, penataan pasar seni, membangun toilet yang premium dan lainnya. Kemudian, Kemenpar terkait pelatihan berbasis kompetensi, pelatihan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, serta BKPM dalam rangka merangsang para investor untuk mau investasi di KSPN super prioritas,” ungkapnya.
Kunjungan lapangan tersebut diawali dari Yogyakarta menuju wilayah perbatasan provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kemudian, rombongan melanjutkan kunjungan ke lokasi destinasi pariwisata Candi Mendut.
Di lokasi wisata Candi Mendut, rombongan meninjau kondisi pasar seni, toilet, homestay, jalan trotoar, serta sarana prasarana penujang wisata lainnya.
Usai dari lokasi destinasi Candi Mendut, rombongan melanjutkan kunjungan ke pemakaman katholik Mendut, pemakaman yang sering diziarahi umat katholik dalam dan luar negeri.
Kemudian rombongan melanjutkan kunjungan ke destinasi pariwisata Candi Pawon. Di lokasi wisata tersebut rombongan juga meninjau kondisi pasar seni, serta toilet.
Dari destinasi pariwisata Candi Pawon, rombongan melanjutkan kunjungan ke kawasan destinasi Candi Borobudur termasuk kunjungan ke Balkondes yang merupakan program bentukan BUMN sebagai sebuah etalase bagi perekonomian daerah.
Kunjungan dilakukan juga ke kawasan Candi Kimpulan yang berada di dalam kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan kunjungan berakhir di kawasan destinasi pariwisata Candi Prambanan. (ris/infoBPIW)