Kepala BPIW: ITDP Secara Signifikan Meningkatkan Infrastruktur Pendukung Pariwisata
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menyelenggarakan National Forum
Integrated Tourism Development Project (ITDP) untuk mendiseminasikan hasil dan capaian proyek ITDP
kepada pemangku kepentingan terkait. Proyek Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) Bank Dunia IBRD:
8861-ID sendiri telah berakhir pada tanggal 31 Desember 2024. Acara dibuka oleh Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy pada Kamis, 13 Maret 2025, di Kementerian
PPN/Bappenas, Jakarta Pusat.
ITDP adalah program kerja sama antara Bank Dunia (World Bank) dengan Pemerintah Indonesia untuk
membangun pariwisata di 6 wilayah. Selama enam tahun pelaksanaannya, ITDP telah menghasilkan rencana
yang terintegrasi dan implementasi bagi enam Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yaitu Danau Toba,
Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Labuan Bajo, Lombok, Bromo-Tengger-Semeru, dan Wakatobi.
Pada sambutannya, Kepala Bappenas menyampaikan pariwisata sebagai bagian dari program kerja dalam
Asta Cita menjadi salah satu sektor kunci bagi sasaran laju pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan proyek
ITDP selama periode 2018-2024 telah membangun ekosistem pariwisata dan mendorong pertumbuhan
ekonomi, hal ini dibuktikan dengan dampak langsung ekonomi terhadap 6 ITDP selama 2019-2024 sebesar
114,98 triliun rupiah. “Angka ini menunjukkan besarnya potensi perputaran ekonomi dari aktivitas
pariwisata, sekaligus menegaskan pentingnya program pengembangan destinasi wisata sebagai salah satu
penopang pertumbuhan ekonomi nasional.” ujar Rachmat.
Rachmat mengatakan, dampak ekonomi dari pariwisata tersebut didorong oleh peningkatan kunjungan
wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara serta pertumbuhan ekonomi lokal dan penciptaan
lapangan kerja di destinasi prioritas.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti menyampaikan bahwa
pengembangan pariwisata merupakan bagian dari perwujudan Asta Cita ke-3, yang berfokus pada
pengembangan infrastruktur, peningkatan lapangan kerja berkualitas, penguatan kewirausahaan, serta
pengembangan industri kreatif dan agromaritim melalui peran aktif koperasi.
“Untuk mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, Kementerian PU sebagai
enabler memberikan dukungan pada aksesibilitas, konektivitas, dan peningkatan kualitas destinasi
wisata. Dengan infrastruktur yang terencana dan terintegrasi, diharapkan daya tarik wisata
meningkat, ekonomi lokal terdorong, dan lapangan kerja tercipta,” ujar Diana.
Kementerian PU telah menyelesaikan berbagai pembangunan infrastruktur ITDP. Di bidang Bina Marga
antara lain 317 km peningkatan kualitas jalan, penggantian 1 jembatan dan pembangunan 2 flyover.
Sementara bidang Cipta Karya antara lain pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan
24.460 sambungan rumah, pembangunan dan perluasan 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA), 3 Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), 5 Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT), 1 Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Penataan 6 kawasan destinasi wisata.
Pada sesi penutup, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Bob Arthur Lombogia mengatakan,
keberhasilan ITDP terlihat dari peningkatan yang signifikan pada infrastruktur pendukung pariwisata,
baik dari segi aksesibilitas, konektivitas, hingga fasilitas umum yang menunjang kenyamanan
wisatawan.
“Perlu dipastikan keberlanjutan infrastruktur yang telah terbangun, pembangunan fisik hanyalah awal,
sementara optimalisasi pemanfaatannya harus dipastikan agar berdampak ekonomi secara berkelanjutan”
ucap Bob Arthur. Pengelolaan destinasi perlu didukung strategi dan model bisnis yang memastikan
operasional jangka panjang serta daya saing yang tetap terjaga.
Forum ini menandai berakhirnya kerja sama PHLN ITDP tahap pertama di bidang pariwisata nasional oleh
World Bank dan inisiasi ITDP tahap dua, yang mencakup 10 destinasi prioritas eksisting serta 3
lokasi baru di Kepulauan Riau, Bali, dan Greater Jakarta. Dengan ini, diharapkan pengembangan
pariwisata dapat berjalan lebih berkualitas dan berkelanjutan.
Forum ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri
Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Country Director World Bank untuk Indonesia dan Timor-Leste
Carolyn Turk dan Duta Besar Swiss untuk ASEAN, Indonesia, dan Timor-Leste Olivier Zehnder.
(Zim/Tiara)