Genjot Pengembangan Suramadu, Potensi Investasi Swasta Rp 53 Triliun
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memacu percepatan pengembangan wilayah
di kawasan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu), Jawa Timur. Dalam mewujudkan percepatan pengembangan
wilayah di kawasan tersebut, saat ini telah disiapkan sejumlah rencana pembangunan infrastruktur
dasar di dalam kawasan maupun wilayah sekitar kawasan tersebut.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kemeterian PUPR, Rido
Matari Ichwan saat menjadi pembicara dalam "Suramadu Investment Gathering" yang mengambil tema "The
Investment Opportunities of Suramadu Bridge Area" di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),
Jakarta, Senin (31/7).
Hadir pembicara lain dalam kegiatan tersebut yakni, Himawan Hariyoga, Deputi Bidang Promosi
Penanaman Modal BKPM, Bastary Pandji Indra, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Nusantara Kementerian Pariwisata, serta Agus Wahyudi, Plt Deputi Perencanaan Badan Pengembangan
Wilayah Suramadu (BPWS).
Rido menjelaskan, Kementerian PUPR tengah menerapkan pola pengembangan berbasis kewilayahan yang
disebut dengan istilah Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). “Seluruh wilayah di Indonesia telah
terkelompokan ke dalam 35 WPS. Adapun untuk wilayah Suramadu masuk ke dalam WPS 13 meliputi
Malang-Surabaya-Bangkalan,” terang Rido.
Untuk WPS 16, lanjut Rido, sejumlah rencana pengembangan infrastruktur dasar, antara lain terdapat
pembangunan jalan lintas utara Madura, peningkatan jembatan Medaeng, pembangunan jalan tol
Gempol-Pandaan, pembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan.
“Ada juga pembangunan jalan baru, underpass Jemursari, pelebaran jalan pelabuhan Tanjung Bumi,
pembangunan jalan Talok-Druju-Sendang Biru, pembangunan jalur lingkar selatan
Pacitan-Malang-Jember-Banyuwangi,” tambahnya.
Selain itu, ada juga pembangunan jalan dan jembatan Pelabuhan Prigi–Madiun, jalan
Trenggalek-Bendungan, jaringan Jalan Lingkar Wilis,
“Ada juga pembangunan embung Cangkerman, pembangunan embung Samiran di Pamekasan, pembangunan embung
Batolebar di Sampang, pembangunan embung air baku Poja Parsanga di Sumenep, pembangunan pengaman
pantai Slopeng di Sumenep dan rencana pengembangan infrastruktur dasar lainnya,” papar Rido.
Sementara itu, Himawan Hariyoga menyatakan, pihaknya bersama BPWS juga terus mempromosikan potensi
investasi di kawasan Jembatan Suramadu. Menurutnya, potensi investasi di sekitar Jembatan Suramadu
dan kawasan sekitar mencapai nilai Rp 53 triliun.
Ia menjelaskan, saat ini ada dua lokasi kawasan yang ditawarkan kepada investor internasional, yaitu
Kawasan Khusus Madura (KKM) dan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Madura (KKJSM). "Dalam acara ini
kami mengundang investor untuk dapat mengetahui dan bisa menanamkan modal di wilayah Suramadu,"
jelasnya.
Menurutnya, pengembangan infrastruktur di wilayah Madura masih terkendala terbatasnya anggaran
pemerintah, sehingga peran swasta diharapkan bisa menjadi solusi terhadap persoalan finansial.
Kemudian, Bastary Pandji Indra menyatakan, potensi pariwisata di Madura memang menjanjikan.
Menurutnya, Madura memiliki budaya dan sumber daya alam yang menarik untuk dikembangkan.
“Dari sisi sumber daya alam menarik, budayanya juga banyak keunikan, namun dalam penerimaan terhadap
wisatawan memang perlu lebih terbuka dan ramah lagi,” terangnya
Di tempat yang sama, Herman Hidayat menerangkan, Madura memiliki empat kabupaten yakni Sampang,
Bangkalan, Sumenep, dan Pamekasan. “Saat ini empat kabupaten tersebut perkembangannya belum terlalu
menggembirakan,” ujarnnya. Ia berharap hadirnya investor swasta akan membuat percepatan pembangunan
dan pertumbuhan perekonomian Madura.
Ia menjelaskan, sejumlah proyek yang ditawarkan kepada investor antara lain, pembangunan Pelabuhan
Tanjung Bulu Pandan, jalan tol, kawasan industri di Labang. “Kemudian Kawasan Industri di Klampis.
Ada juga proyek Central Business District, proyek perumahan dan lainnya,” paparnya.(ris/infoBPIW)