Menteri PUPR Ikut Dampingi Wapres Kunker Tinjau Penanganan Stunting di NTB
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimulyono mendampingi Wakil Presiden
RI, M Jusuf Kalla bersama Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) dan Presiden World Bank Group Jim Yong Kim melakukan kunjungan
kerja ke Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (5/7). Dari Kementerian PUPR turut
hadir juga Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pengembangan Infrastrutur Wilayah (BPIW), Lana
Winayanti serta jajarannnya.
Rombongan Wapres Jusuf Kalla yang disambut Gubernur NTB, TGB Zainul Majdi ini meninjau penanganan
stunting (kekerdilan) di Desa Dakung, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, NTB.
Dalam kunjungan tersebut Wapres mengatakan, program pencegahan stunting merupakan sebuah program
untuk masa depan. “Program ini terkait masa depan generasi muda di Indonesia. Stunting dalam bahasa
Indonesia kerdil, kita bicara kekerdilan karena kalau bayi sampai anak-anak kita kerdil, bukan saja
badannya yang kerdil tapi otaknya juga kerdil jadi tidak maksimal nantinya," ujarnya.
Menurut Wapres, apa yang terjadi saat ini merupakan buah dari apa yang dilakukan 20-30 tahun lalu.
“Saat ini, perlu diperbaiki cara agar berjalan dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas
anak-anak,” terangnya.
Ia mengatakan, rombongannya sengaja mengajak Menteri PUPR yang mengurusi persoalan sarana air
bersih. Pasalnya, membangun generasi sehat harus dilengkapi dengan adanya sarana fasilitas sanitasi
yang bersih. Degitu juga dengan Menteri Keuangan yang mengurusi persoalan pendanaan. Menteri
Kesehatan yang menangani kesehatan dan Menteri Desa yang menangani pemberdayaan masyarakat desa.
Kendati begitu, Wapres menilai, keterlibatan dan kemauan masyarakat menjadi penentu dalam
keberhasilan sebuah program, termasuk program pencegahan stunting. "Tanpa masyarakat bergerak,
berapa pun proyek pemerintah tidak akan berhasil,” terang Wapres.
Sementara itu, Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono kepada wartawan mengatakan, pihaknya sangat konsen
dalam pembangunan infrastruktur PUPR untuk masyarakat.
“Kita tidak persoalkan biaya yang akan menguras APBN cukup besar,” jelas Basuki.
Ia menambahkan, misalnya pembangunan sanitasi, penyediaan air bersih, serta jalan. Hal itu bukan
hanya untuk sisi hubungan wilayah saja, tapi juga untuk pengembangan wilayah yang dilintasi.
Termasuk, dampak ekonomi bagi masyarakat.(ris/dra/infoBPIW)