Kementerian PUPR Siapkan Proyek Percobaan Anjungan Cerdas
proyek percobaan anjungan cerdas. Proyek ini akan dilakukan di dua daerah yaitu di Trenggalek Jawa
Timur dan Jembrana Bali. Saat ini sedang dilakukan pembebasan tanah dan memastikan lokasi yang tepat
untuk membangun anjungan cerdas. Anjungan Cerdas tersebut dapat berfungsi untuk mengurangi
kecelakaan lalu lintas dan juga sebagai tempat wisata.
Demikian disampaikan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Hermanto Dardak saat
menjadi keynote speaker pada acara Seminar On Regional Development : Road Side Station di Jakarta,
Senin (29/2).
Lebih lanjut Dardak mengatakan anjungan cerdas ini nantinya akan ditambahkan fasilitas wifi,
informasi daerah, CTTV, serta media untuk promosi produk lokal. “Pembangunan anjungan cerdas di
Trenggalek akan menggunakan Bendungan Tugu sebagai pusat daya tarik dan ditambah dengan pemandangan
hutan dan pegunungan di sekitarnya,” ujar Dardak. Ia berharap dalam tiga tahun ke depan masyarakat
sudah dapat menikmati anjungan cerdas dan meningkatkan pariwisata di dua daerah tersebut. Pada
tahun ini juga Kementerian PUPR memiliki inkubasi dan inkubasi itu akan banyak belajar dari
Michino-Eki.
Hermanto menyampaikan, Anjungan Cerdas merupakan bagian dari pengembangan wilayah. Ada
wilayah-wilayah pertumbuhan yang di dalamnya terdapat pusat-pusat pertumbuhan seperti kawasan
ekonomi khusus. “Wilayah-wilayah tersebut kemudian dihubungkan dengan jalan-jalan utama seperti
jalan nasional dan disitulah lokasi prioritas Anjungan Cerdas,” ujarnya.
Ia menerangkan, Anjungan Cerdas memiliki beberapa fungsi yaitu seperti mengurangi kecelakaan lalu
lintas yang mencapai 30.000 korban jiwa per tahun. Kemudian untuk pelancong yang melewati jalan
nasional dapat menemukan produk-produk lokal. Anjungan Cerdas juga dapat menjadi Gardu Pandang untuk
melihat pemandangan sekitar. Serta dijadikan sebagai tempat wisata dengan fasilitas penunjang
seperti wifi dan lainnya.
Hermanto menjelaskan bahwa Anjungan Cerdas direncanakan akan dibangun secara multiyear di lahan
seluas 3-5 hektar dan diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 70 miliar untuk satu anjungan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Arie Setiadi Moerwanto mengatakan untuk
mengembangkan rest area, Pusat Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Balitbang Kementerian PUPR bekerjasama
dengan National Institute for Land and Infrastructure Management (NILIM).
“Hari ini, kita memiliki kesempatan untuk belajar dari Jepang dalam mengembangkan sebuah tempat
persinggahan di jalan nasional atau yang disebut Rest Area,” katanya.
Ia pun berharap kerjasama tersebut dapat memberikan pengetahuan dan solusi berdasarkan penelitian,
peningkatan teknologi, rekomendasi kebijakan, dan praktik. Karena Kementerian PUPR berkomitmen
menyediakan infrastruktur yang handal, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk mendukung perekonomian
dan kesejahteraan Indonesi
Saat membuka acara seminar itu, Kepala Balitbang PUPR, Arie Setiadi menjelaskan Michino-Eki
merupakan Road Side Station yang dikembangkan Jepang. Road Side Station yang ada di Indonesia biasa
disebut Rest Area. “Kita dapat belajar banyak dari Jepang dalam pengembangan Road Side Station atau
Michino-Eki. Hal ini dapat menjadi referensi untuk membuat sistem adopsi Michino-Eki di Indonesia,”
ucap Arie.
Lebih lanjut Arie juga menjelaskan pemerintah sedang berupaya meningkatkan perekonomian untuk
menjadi salah satu dari negara yang paling kompetitif di Asia pada tahun 2025. Terkait dengan hal
itu Kementerian PUPR berperan penting dalam membangun infrastruktur di Indonesia, mempersiapkan, dan
memastikan perencanaan pembangunan infrastruktur untuk dilaksanakan secara konsisten. Hal ini
menurutnya sesuai dengan salah satu fokus utama dari pemerintahan Presiden Joko Widodo, yakni
peningkatan pembangunan daerah di seluruh Indonesia.
Arie juga menyebutkan seluruh kementerian wajib memberikan fasilitas untuk menjamin pertumbuhan
ekonomi bagi masyarakat daerah. Sedangkan untuk menjamin meningkatnya pembangunan adalah kebijakan,
teknologi, dan infrastruktur.
Dikatakannya, Michino-Eki merupakan satu dari enam bidang kerjasama tahap kedua IRE, NILIM, dan
lainnya yang telah dilakukan pada 2014 lalu. Selain atau Michino-Eki, bidang lain dalam kerjasama
itu adalah lalu lintas teknologi pengumpulan data, jalan dengan lingkungan yang ramah, keselamatan
jalan, terowongan dan struktur bawah tanah, serta aspal butonor gussaphalt. (naufal/infobpiw)