Kepala BPIW: Empat Elemen Dasar Kota Cerdas Berkelanjutan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengembangan Infrastuktur
Wilayah (BPIW) mengembangkan Kota Cerdas Berkelanjutan. Konsep tersebut mensyaratkan kota memiliki
empat elemen dasar, yakni Pertama, kota itu harus Aman, Sehat dan Berkeselamatan. Kedua, kota itu
harus Estetik, Bersih, Berkarakter, Nyaman. Ketiga, kota harus Produktif dan Efisien, Keempat, kota
harus Berkelanjutan.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR,
Hermanto Dardak saat memaparkan “Identifying Challenges and Solutions in Developing Smart City for
Better Tomorrow” dalam seminar ”Dukungan Pemerintah: Smart Cities Planing and Implementation General
Problems in Indonesia” pada Indonesia Smart City Forum di Bandung, (2/9).
Dardak mengatakan, langkah tersebut merupakan respon dari tingginya pertumbuhan penduduk. Terlebih,
peningkatan jumlah penduduk di perkotaan diprediksi akan terus berlanjut. Sehingga, kawasan
perkotaan menjadi titik konsentrasi aktivitas penduduk, baik sosial dan budaya, dampak lingkungan
dan kemanusiaan, termasuk kegiatan ekonomi. “Terbukti, saat ini 74% kontribusi ekonomi Indonesia
berasal dari perkotaan,” terangnya.
Dengan begitu, ungkap Dardak, perkotaan menjadi consumer yang sangat memerlukan pengembangan mulai
dari infrastruktur, pelayanan dasar, kecukupan air, pangan dan energi, perumahan layak huni,
kesehatan, pekerjaan yang layak, maupun ruang terbuka hijau. “Pengembangan tersebut perlu ditunjang
teknologi kekinian yang berbasis IT (informasi teknologi,-red),” ungkapnya.
Menurut Dardak, pengembangan Kota Cerdas Berkelanjutan merupakan salah satu pola arah pengembangan
kawasan. “Dalam pembangunan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) yang dikembangkan
Kementerian PUPR, wilayah Indonesia terbagi menjadi 35 WPS. Dimana dalam WPS itu ada arah
pengembangan untuk kawasan tertentu, seperti Kota Cerdas Berkelanjutan, kawasan pariwisata, kota
baru publik, kawasan industri, dan lain sebagainya,” papar Dardak.
Dalam mewujudkan kota yang Aman, Sehat dan Berkeselamatan, lanjutnya, pemerintah telah mendorong
pemerintah daerah untuk memenuhi keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) publik lebih dari 20%, luas
jalan lebih dari 20%. “Ketersediaan air dan akses sanitasi yang layak,” terangnya.
Di sisi lain, BPIW juga mengembangkan perencanaan Anjungan Cerdas di jalan nasional. Sebab, jalan
tol rata-rata memiliki rest area (tempat beristirahat) yang memadai, namun dari rentang 47 ribu KM
jalan nasional belum memiliki rest area secara formal. Padahal, fakta ada sekitar 30 ribu kecelakaan
per tahun di jalan nasional.
Dengan begitu, ungkap Dardak, pemerintah perlu melakukan upaya terhadap kondisi tersebut. “Salah
satunya BPIW merencanakan pembangunan rest area di jalan nasional kami mengistilahkan dengan
Anjungan Cerdas. Tempat tersebut nantinya dapat sebagai tempai parkir untuk melepas kepenatan atau
menjadi tempat peristirahatan pengguna jalan, sehingga diharapkan dapat mengurangi tingkat
kecelakaan,” terang Dardak.
Menurut Dardak, Anjungan Cerdas juga dapat menjadi wahana untuk memasarkan produk-produk lokal.
“Pengguna jalan nasional itu masyarakatnya nasional juga, sehingga produk unggulan kawasan-kawasan
di sekitar Anjungan Cerdas itu dapat dipromosikan langsung kepada masyarakat nasional,” jelasnya.
Selain Dardak, hadir juga pembicara lain, yakni Perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), Hayu Parasati, Perwakilan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), M
Ismail dan Staf Kepresidenan Tim Satu Data, Robertus Theodore.
Hayu Parasati meyakini, smart city akan dapat dibangun apabila ada kolabarasi lintas sektor. “Baik
pemerintah daerah, provinsi, kementerian dan lembaga,” terangnya. Hayu menyatakan, sebaik apapun
perencanaan yang dilakukan, apabila kolaborasi lintas sektor tak terjadi secara baik akan banyak
kendalan dalam mewujudkannya. Untuk itu, forum semacam ini diharapkan semakin meningkatkan soliditas
dan kerjasama. “Dalam rangka menjalani rencana bersama menuju yang lebih baik,” terangnya.
Perwakilan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), M Ismail menyatakan, saat ini
Kemenkominfo tengah mengupakan server nasional, sehingga ke depan pemerintah daerah serta
kementerian dan lembaga yang ada bisa memanfaatkannya. Dengan begitu, lanjut Ismail, pemda dan
lembaga negara lainnya tak perlu lagi membuat server besar. “Intinya dalam mendukung smart city
khususnya smart goverment perlu kolabari banyak pihak,” terangnya.
Robertus Theodore, Staf Kepresidenan Tim Satu Data menyatakan, saat ini perlu diakui data itu ada
dimana-mana, namun masih sulit didapat secara utuh melalui satu saluran. Menurutnya, pada era
digital saat ini dinilai perlu ada road map dalam rangka menciptakan adanya penyajian data yang
lengkap dari berbagai lembaga negara.(ris/infoBPIW)