Dukungan Polri Dibutuhkan dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Salah satu strategi yang dilakukan Pemerintah dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
saat ini adalah dengan melakukan percepatan pembangunan infrastruktur yang berbasis Wilayah
Pengembangan Strategis (WPS) yang juga mencakup sektor pariwisata dan wilayah perbatasan. Untuk
mewujudkan percepatan pembangunan tersebut, dibutuhkan dukungan dari Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Polri).
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hermanto Dardak saat
berbicara mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, pada
Rapat Pimpinan (Rapim) Polri di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta
Selatan, Rabu (27/1).
Dardak yang berbicara mengenai strategi keterpaduan pembangunan infrastruktur dalam mendukung
kebijakan Pemerintah di bidang ekonomi ini juga mengatakan pada tahap konstruksi, bantuan Polri
dibutuhkan dalam melakukan manajemen atau rekayasa lalu lintas akibat kemacetan yang mungkin
ditimbulkan, menjaga keamanan saat berlangsungnya proyek dan membantu pembangunan infrastruktur
dasar pada saat tanggap darurat bencana.
Sedangkan pada masa pasca konstruksi, Dardak berharap kepada Polri untuk dapat membantu dalam
menjaga penggunaan infrastruktur, menjaga kelancaran dalam penggunaan infrastruktur dan membuat
rekayasa lalu lintas serta manajemen lalu lintas yang terpusat.
“Tentu saja dalam pembangunan infrastruktur untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia, baik
dalam masa pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi, Kementerian PUPR membutuhkan dukungan
seluruh stakeholder termasuk Polri. Sebagai contoh pada masa konstruksi di Jalan Tendean saat ini
yang begitu intensif, memerlukan manajemen lalu lintas yang optimal dari Polri,” tutur Dardak.
Contoh lain, sinergitas yang dibutuhkan Kementerian PUPR terhadap Polri adalah, saat tahap
pra-konstruksi seperti pembebasan lahan dan pemindahan penduduk. Bantuan yang dilakukan Polri yakni
berupa mencegah atau menanggulangi dampak dan konflik sosial yang mungkin timbul dari kegiatan tahap
ini dan menjaga keamanan serta kelancaran kegiatan.
“Pada masa lebaran juga, ketika Kementerian PUPR sudah menyelesaikan masa konstruksinya sebulan
sebelum hari-H, tetap ada manajemen lalu lintas pada saat pelaksanaannya. Kementerian PUPR sudah
melakukan integrasi dengan tol untuk otomatisasi dalam upaya optimalisasi alur jalan tol pada saat
lebaran nanti,” ungkap Dardak.
Dalam kesempatan itu, Dardak juga menyatakan bahwa rencana pada keterpaduan lintas sektor serta
antara pusat dengan daerah difokuskan pada kawasan pertumbuhan, sedangkan untuk pemrograman jangka
pendek disinkronkan terhadap fungsi, lokasi, waktu dan besaran investasi.
Rapim yang dilaksanakan mulai hari ini hingga 29 Januari 2016 itu mengangkat tema “Dengan Memperkuat
Soliditas, Profesionalisme dan Revolusi Mental, Polri Siap Mengamankan Kebijakan Pemerintah”.
Kesiapan Pemerintah dalam menghadapi MEA merupakan salah satu topik diskusi dalam kegiatan itu.
Beberapa Kementerian seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian PUPR, Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Kementerian Perhubungan, menyampaikan pandangannya terkait
masalah tersebut. (ini)