BPIW Lakukan Sinkronisasi dan Koordinasi dengan Kementerian Pertanian
Setelah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan melalui video conference, Rabu, 16
Desember 2020 lalu, maka pada Jumat 18 Desember 2020 lalu BPIW Kementerian PUPR melakukan koordinasi
dengan Kementerian Pertanian.
Kepala BPIW Hadi Sucahyono mengatakan sejalan dengan apa yang sudah dilakukan dengan Kementerian
Perhubungan, tujuan kegiatan koordinasi dan sinergitas tersebut untuk menyamakan arah pembangunan
infrastruktur dengan kebutuhan sektor, sehingga manfaat dari pembangunan infrastruktur PUPR lebih
optimal. Dikatakannya bahwa pertemuan itu merupakan koordinasi awal, karena akan dilanjutkan dengan
pembahasan detail program infrastruktur oleh masing-masing pihak.
Di awal paparannya Hadi menjelaskan arahan global terkait Sustainable Development Goals (SDGs) yang
menjadi acuan BPIW dalam menyusun perencanaan dan pemrograman. Salah satu goal dalam SDGs yang
terkait sektor pertanian goal yang ke-2 yakni peniadaan kelaparan. Bila goals tersebut dilihat lebih
dalam, menurut Hadi, tujuannya adalah mengakhiri kelaparan untuk menuju ketahanan pangan.
“Cita-cita amanat internasioanal itu kita jalankan. Ada target hingga 2030 utuk menjamin kondisi
pertanian. BPIW mendukung hal itu melalui perencanaan dan pemrograman sektor PUPR,” ungkapnya.
Dikatakannya juga bahwa persebaran sentra produksi pangan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020 –2024, ada dua kawasan yang menjadi program Food Estate Pemerintah
yakni kawasan Humbang Hasundutan di Sumatera Utara dengan komoditas holtikultura dan Kalimantan
Tengah dengan komoditas padi dan singkong. Terkait hal itu, Hadi mengajak Kementerian Pertanian
untuk bersama-sama Kementerian PUPR terutama BPIW untuk juga fokus pada perencanaan dan pemrograman
di dua kawasan tersebut.
Selain itu Hadi juga menegaskan BPIW siap mendukung persebaran sentra hilirisasi pertanian dari sisi
perencanaan pemrograman sesuai dengan amanat RPJMN tersebut. Menurutnya, banyak daerah yang
mempunyai komoditas unggulan yang perlu didukung dari sisi infrastruktur PUPR, seperti Provinsi
Sumatera Selatan dengan komoditas kopi, karet, dan sawit.
Pada kesempatan itu, ia juga menerangkan bahwa terdapat target Pembangunan Infrastruktur PUPR
2020-2024 yakni terkait bidang sumber daya air (SDA), konektivitas (jalan dan jembatan),
permukiman, dan perumahan.
Dari beberapa target pembangunan itu yang berhubungan dengan Kementerian Pertanian terkait bidang
SDA seperti 58,5 m3/kapita/tahun Peningkatan Kapasitas Daya Tampung, Pembangunan Bendungan sebanyak
61 unit, Pembangunan Embung sebanyak 500 unit, dan Pembangunan Daerah Irigasi mencapai 500.000 Ha.
Selain itu ada target berupa Rehabilitasi Jaringan Irigasi seluas 2.000.000 Ha, Ketersediaan Air
Baku mencapai 50 m3/detik, dan Pengendali Banjir dan Pengaman Pantai sepanjang 2.100 Km.
Sedangkan target prioritas tahunan yakni untuk 2021 bidang SDA terkait bendungan dan irigasi.
Beberapa program terkait bidang SDA tersebut yakni pembangunan 56 bendungan terdiri atas 12
bendungan baru dan 44 bendungan on-going antara lain Rukoh, Lau Simeme, Bener, Way Sekampung,
Leuwikeris, Bendo, Pamukkulu, Budong-Budong, Bulango Ulu, dan Ameroro. Kemudian ada target
pembangunan 44 embung antara lain Sriwijaya, Bandara Bungo, Sanur, dan Sei Fatimah. Selain itu ada
pembangunan irigasi 25 ribu hektar antara lain Jambo Aye, Rentang, Bt.Asai, Sawah Laweh, Slinga,
Tapin, Bintang Bano, Tingal, Karau, dan Amandit.
Dikatakannya juga bahwa selama ini BPIW melakukan sinkronisasi perencanaan dan program dengan
Pemerintah Daerah melalui Konsultasi Regional (Konreg). Tidak hanya itu, koordinasi di tingkat
kementerian juga dilakukan termasuk dengan Kementerian Pertanian. Dengan melakukan proses tersebut
diharapkan pembangunan infrastruktur yang direncanakan dan diprogramkan dapat direalisasikan dengan
baik.
Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian
Pertanian Rahmanto menyambut baik pertemuan tersebut. Ia berharap koordinasi yang dilakukan dengan
BPIW dapat berujung pada terealisasinya dukungan infrastruktur sektor PUPR untuk sektor pertanian di
tanah air.
Saat memberikan paparan melalui vicon Rahmanto menerangkan beberapa hal, salah satunya mengenai
target peningkatan produksi padi 2020 –2024 yakni mencapai 2,3 persen per tahun. Strategi yang
dilakukan terkait peningkatan produksi padi tersebut yakni peningkatan ketersediaan air,
optimalisasi lahan sawah, dan pengembangan kawasan food estate. Ia juga menyampaikan beberapa target
produksi 2021 seperti target produksi padi mencapai 58,5 juta ton, jagung 24,2 juta ton, kedelai 0,
42 juta ton, dan ubi kayu 18,7 juta ton.
Kegiatan ini juga dihadiri beberapa pejabat di BPIW seperti Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur
PUPR Wilayah I Tris Raditian, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah II Kuswardono,
dan Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah II I Manggas Rudy Siahaan. Masing-masing
kepala pusat memberikan paparan sesuai tugasnya masing-masing.
Acara itu dimoderatori Sekretaris dan juga sebagai Plt. Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur
Wilayah Nasional Iwan Nurwanto. Selain itu dihadiri oleh Kepala Subdirektorat Strategi, Program,
dan Anggaran Direktorat Sistem dan Strategi Pengelolaan SDA Ditjen SDA Niken Puspitasari.
(Hen/infobpiw)