Kementerian PUPR dan The World Bank Sinergikan Pembangunan Infrastruktur Pariwisata di Tahun 2016
Kementerian PUPR melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) menindaklanjuti koordinasi
dengan The World Bank dalam mengembangkan kawasan pariwisata di Indonesia. Menurut Alexandra Drees,
selaku perwakilan dari The World Bank yang hadir pada rapat tersebut saat ini terdapat dua
kekurangan utama dalam pariwisata di Indonesia yaitu pelestarian lingkungan dan infrastruktur dari
kawasan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Hermanto Dardak selaku Kepala BPIW Kementerian PUPR mengadakan rapat
lanjutan dengan The World Bank untuk koordinasi pengembangan kawasan pariwisata melalui konsep
Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Rapat ini dihadiri oleh Kepala Pusat Pengembangan Kawasan
Strategis, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi
BPIW, serta pejabat BPIW lainnya.
Menurut Dardak, saat ini Indonesia memiliki beberapa tantangan dalam pengembangan wilayah pariwisata
seperti sumber daya pariwisata, baik alam atau budaya yang belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk
memberikan kontribusi secara optimal pada pengembangan pariwisata. Sebagai gambaran, jumlah
wisatawan asing pada tahun 2013 hanya 8,8 juta, lebih rendah daripada di Malaysia yang mencapai 25,7
juta dan Thailand yang mencapai 26,5 juta. Begitu pula dengan layanan pariwisata dari segi
infrastruktur untuk konektivitas masih belum mencukupi. Hal ini ditunjukkan dengan daya saing
infrastruktur pariwisata Indonesia yang berada di peringkat 101, sedangkan Malaysia berada di
peringkat ke-68 dan Thailand berada di peringkat ke-21.
Dardak menambahkan, pada tahun 2019 target jumlah kedatangan turis asing ke Indonesia adalah sebesar
20 juta orang. “Untuk mendukung meningkatnya jumlah kedatangan turis pada tahun 2019 tersebut, perlu
adanya beberapa strategi yakni perencanaan pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis
pengembangan wilayah strategis, peningkatan profesionalisme sumber daya manusia dan pengembangan
UKM, pengembangan infrastruktur untuk kawasan pariwisata beserta aksesnya, serta pengembangan
kelembagaan dan dukungan untuk mengintegrasikan berbagai stakeholders dalam mencapai target
pariwisata nasional,” jelas Dardak pada rapat yang diadakan di ruang rapat BPIW, Senin (11/1).
Saat ini, BPIW telah menyiapkan konsep rencana pengembangan kawasan pariwisata sebagai bagian dari
Wilayah Pengembangan Strategsi (WPS). Salah satu contohnya adalah kawasan Danau Toba. Dalam
paparannya, Dardak menggarisbawahi bahwa Kementerian PUPR akan mengembangkan Danau Toba melalui
konsep pengembangan wilayah yang terintegrasi dengan WPS Medan – Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru.
Salah satu infrastruktur yang akan dikembangkan adalah jalan tol Medan – Tebing Tinggi – Pematang
Siantar, serta telah disiapkan pelebaran jalan nasional di sekitar Danau Toba.
Untuk pengembangan infrastruktur kawasan pariwisata, komponen yang akan disiapkan antara lain
readiness criteria untuk investasi dalam bidang infrastruktur pariwisata, menyediakan skema
pembiayaan yang berkelanjutan untuk investasi infrastruktur pariwisata, serta pembiayaan untuk
pembangunan fisik seperti air bersih, sanitasi, jalan, drainase, pengolahan limbah, museum, anjungan
cerdas dan ruang terbuka hijau.
“Anggaran investasi dalam mendukung pengembangan pariwisata diharapkan dapat diimplementasikan dalam
pertengahan tahun ini. Program pengembangan kawasan pariwisata yang bekerja sama dengan The World
Bank ini akan diusulkan kepada Bappenas untuk masuk ke dalam Blue Book dan diharapkan pada tahun
2017 program ini dapat terlaksana,” ungkap Alexandra, perwakilan dari The World Bank. (ini)