4 Komponen Alokasi Pembiayaan Pengembangan 3 KSPN Prioritas
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) kini tengah menyusun Integrated Tourism Masterplan Program (ITMP) di tiga Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN), yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah) dan Mandalika
(Nusa Tenggara Barat).
Kepala BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono menyatakan, penyusunan ITMP merupakan kegiatan yang
akan menggunakan anggaran dari dukungan Bank Dunia dalam rangka pengembangan pariwisata di Tanah
Air.
“Total dana yang akan diberikan Bank Dunia dalam pengembangan pariwisata itu sebesar 300 juta dolar
Amerika,” ungkap Hadi saat paparan “Rencana Penggunaan Dana Pinjaman Bank Dunia Terkait Pembangunan
Infrastruktur Pendukung Destinasi Wisata Prioritas” dalam acara “Kick off Tim Koordinasi Program
Pengembangan Pariwisata yang Terintegrasi dan Berkelanjutan” di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas), Jakarta, akhir pekan lalu.
Dalam rapat yang dihadiri seluruh perwakilan kementerian dan lembaga ini, Hadi menerangkan, total
penggunaan dana dari Bank Dunia akan meliputi empat komponen, komponen pertama meliputi,
meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk memfasilitasi pengembangan pariwisata terpadu dan
berkelanjutan. Komponen kedua meliputi, meningkatkan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar di
kawasan wisata yang dipilih.
“Komponen ketiga meliputi, mendorong partisipasi lokal dalam perekonomian sektor pariwisata. Adapun,
komponen keempat meliputi meningkatkan lingkungan yang kondusif untuk masuknya investasi swasta dan
usaha ke bidang pariwisata,” jelas Hadi.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan, komponen pertama ada beberapa kegiatan, seperti penyiapan rencana
induk pariwisata terpadu (Integrated Tourism Master Plan/ ITMP), rencana induk sektoral di tingkat
hilir, pengembangan kelembagaan, pembangunan kapasitas untuk perencanaan daerah di kawasan wisata
terpilih.
“Ada juga merekrut konsultan kelas dunia yang akan menyediakan program manajemen pendukung.
Konsultan tersebut juga menyediakan manajemen perencanaan proyek untuk penganggaran, pengendalian
mutu, pengawasan, pemantauan, pelaporan, koordinasi dan kegiatan lainnya,” terangnya.
Untuk komponen kedua, Hadi menjelaskan, ada beberapa kegiatan seperti, pembiayaan untuk sarana
transportasi di destinasi pariwisata terpilih sesuai dengan standar nasional.
“Ada juga pengembangan infrastruktur dan pelayanan pariwisata, seperti sarana lalu lintas bagi
pejalan kaki, kendaraan tidak bermotor, pembangunan taman, ruang terbuka hijau serta peningkatan
fasilitas daerah untuk angkutan umum,” terang Hadi.
Selain itu, untuk pembangunan pelayanan infrastruktur dasar dan pariwisata. “Seperti penyediaan
akses air bersih, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, sanitasi di kawasan pariwisata
terpilih. Termasuk, melakukan studi kelayakan dan rancangan rekayasa terperinci untuk investasi
fisik yang akan dilakukan,” terangnya.
Adapun komponen ketiga meliputi pengembangan pelatihan berbasis kompetensi, pelatihan untuk
pelatih/guru guna meningkatkan kemampuan masyarakat dan penyusunan substansi materi yang tepat
sasaran. “Termasuk juga pemberian bantuan teknis untuk lembaga-lembaga pendidikan, pelatihan teknik
dan sekolah kejuruan,” paparnya.
Untuk elemen keempat, lanjutnya, akan meliputi kegiatan persiapan dan pembaruan proyek-proyek
investasi yang siap ditawarkan, melaksanakan promosi pasar, melakukan pemantauan untuk proyek
investasi dan lainnya.
Hadi menerangkan, komponen pertama akan mendapat alokasi anggaran 22 juta dolar Amerika, kompoten
kedua mendapat alokasi anggaran 239,6 juta dolar Amerika, komponen ketiga mendapat alokasi anggaran
37,1 dan komponen keempat akan mendapat alokasi anggaran 1,3 juta dolar Amerika. Sehingga, totalnya
sesuai dengan jumlah dukungan Bank Dunia 300 juta dolar Amerika.
Sebelumnya di tempat yang sama, Deputi Bidang Infrastruktur Bappenas, Wismono Adi Suryabrata
mengatakan, rapat Kick off Tim Koordinasi Program Pengembangan Pariwisata yang Terintegrasi dan
Berkelanjutan digelar dalam rangka mempersiapkan program pariwisata nasional terintegrasi dan
berkelanjutan.
Ia berharap, kegiatan tersebut akan membuat seluruh kementerian dan lembaga mengetahui mengenai
program pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan. Dengan begitu, lanjutnya, seluruh
kementerian/lembaga dapat bersama-sama mendukung dalam mewujudkan pengembangan pariwisata. “Baik
yang terkait kegiatan fisik maupun nonfisik,” terangnya.
Di tempat sama, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Pariwisata, Kementerian
Pariwisata, Rizki Handayani mengatakan, pihaknya kini sudah siap melakukan berbagai kegiatan yang
telah menjadi tugas dan fungsi kementeriannya.
“Ranah kami ada di komponen empat, ada pun kegiatannya meliputi pengembangan sumber daya manusia
(SDM) pariwisata, melalui peningkatan standard kompetensi, pembinaan dan pelatihan,” terang Rizki.
Termasuk, lanjutnya, pengembangan masyarakat, pengembangan kapasitas usaha, pelatihan peningkatnan
pemasaran online, peningkatan kualitas pelayanan, evaluasi dan monitoring hingga manajemen proyek.
(ris/infoBPIW)