BPIW Upayakan Pemerataan Ekonomi Wilayah Utara-Selatan di Pulau Jawa
Badan Pengembangan Infrastuktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) mendorong adanya pemerataan ekonomi wilayah utara-selatan di Pulau Jawa. Hal itu terungkap
dalam Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Strategi Penurunan Ketimpangan Wilayah Utara-Selatan
Pulau Jawa yang digelar di Jakarta, Selasa 28 Februari 2023.
Kepala BPIW, Rachman Arief Dienaputra saat membuka FGD menyampaikan, isu ketimpangan wilayah utara
dan selatan di Pulau Jawa, antara lain sisi utara Pulau Jawa berkembang dengan cepat karena didukung
oleh sistem transportasi yang relatif lebih lengkap. "Termasuk meliputi konektivitas super koridor
Merak-Banyuwangi, hub transportasi berupa pelabuhan, bandara, serta infrastruktur transportasi
lainnya," terangnya.
Untuk sisi selatan, lanjutnya, masih terbatas dalam hal sistem transportasi karena tantangan fisik
geografis. "Salah satunya topografi curam," ungkap Arief.
Selain itu, wilayah selatan Pulau Jawa memiliki berbagai tantangan dan limitasi wilayah. Ia
menerangkan, secara fisik geografis wilayah selatan umumnya berada pada zona bencana tinggi,
terutama gempa, longsor, dan tsunami. Sedangkan, wilayah utara Pulau Jawa rawan banjir dan rob.
Ia berharap, kegiatan FGD yang dilaksanakan dapat melahirkan strategi pengembangan wilayah yang
efektif di Pulau Jawa. Sehingga, pengembangan di Pulau Jawa dapat mengoptimalkan potensi alam,
termasuk daya dukung dan daya tampungnya.
Di tempat sama, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah (Kapuswil) II, BPIW, Melva
Eryani Marpaung menyampaikan, FGD tersebut digelar dalam rangka mempertajam skenario pengembangan
wilayah dan kawasan prioritas di Pulau Jawa.
"Termasuk merumuskan strategi pengembangan ekonomi wilayah, khususnya wilayah selatan Pulau Jawa
untuk mengurangi ketimpangan utara-selatan Jawa," terangnya. Ia juga menegaskan, termasuk untuk
mempertajam strategi pengembangan kawasan perkotaan yang berkelanjutan di Pulau Jawa.
Kegiatan ini dihadiri narasumber, yakni akademisi Ahli Tata Kota dari Universitas Diponegoro, Okto
Risdianto Manullang , Ahli Ekonomi dan Lingkungan Hidup, Dr. Mubariq Ahmad, Ahli Perkotaan dari
Universitas Taruma Negara, Soerjono Herlambang. Termasuk, perwakilan Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan, Kementerian Pertanian dan perwakilan Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan
Kebijakan Wilayah dan Sektor, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Selain itu, hadir juga Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Benny Hermawan, Kepala
Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional, Zevi Azzaino, pejabat administrator,
subkoordinator dan staf di lingkungan Puswil II BPIW.(ris/tiara)