Pengembangan Infrastruktur Jabar, Diarahkan untuk Keunggulan Kompetitif
Pengembangan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jawa Barat (Jabar)
diarahkan pada memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan terhadap keunggulan
kompetitif perekonomian yang berbasis pada Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Ridho
Matari Ichwan pada Round Table Policy Dialogue (RTPD) sebagai rangkaian acara Rapat Koordinasi
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia (Rakorpusda) Jabar di Bandung, Selasa (26/9).
Rido melanjutkan, untuk mewujudkan pembanguan di Jabar tersebut dilakukan melalui peningkatan
ketahanan air, kedaulatan pangan dan energi. Selain itu, membangun sistem konektivitas nasional,
meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pelayanan infrastruktur dasar permukiman serta
keterpaduan infrastruktur wilayah dan pembinaan konstruksi nasional. ”Termasuk fasilitasi
pengusahaan infrastruktur,” terangnya.
Kementerian PUPR dalam melaksanakan pengembangan infrastruktur menerapkan strategi pola yang
berbasis kewilayahan atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). “Saat ini seluruh wilayah yang ada
di Indonesia semuanya telah terkelompokan dalam 35 WPS,” terang Rido.
Untuk di wilayah Jawa Barat, ungkap Rido, masuk dalam lingkup 3 WPS, yakni WPS 7
Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi, WPS 8 Jakarta-Cirebon-Semarang dan WPS 9 Tanjung
Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacap.
Menurutnya, dalam WPS 7, 8 dan 9 ada jumlah rencana pembangunan ruas jalan tol untuk menguatkan
sistem konektivitas, yakni Soreang-Pasirkoja, Bandung Intra Urban Toll Road/BIUTR,
Cileunyi-Sumedang-Dawuan, Ciawi-Sukabumi, Sukabumi-Ciranjang, Ciranjang-Padalarang,
Cimanggis-Cibitung, Cikarang-Tj.Priok, Cileunyi-Nagreg-Tasikmalaya, Tasikmalaya-Ciamis-Banjar,
Banjar-Pangandaran, Depok–Antasari, Bogor Ring Road, Cinere-Serpong dan Cinere-Jagorawi.
”Selain itu, masih banyak lagi program pengembangan infrastruktur PUPR untuk di WSP 7, 8, dan 9,”
ujar Ridho seraya menambahkan, seperti peningkatan jalan Puncak-Bts. Kota Cianjur, peningkatan
struktur jalan batas Banten-Sukabumi-Pangandaran–Batas Cilacap, pembangunan rumah susun Bogor.
Kemudian pembangunan rusunawa di Kab/Kota Tasikmalaya, bantuan stimulan perumahan swadaya,
pembangunan Bendungan Ciawi, pembangunan Bendungan Leuwi Keris Tasikmalaya-Ciamis, penanganan
kawasan kumuh Kota/Kab Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Pangandaran, dan Kota Banjar dan lainnya.
Rido juga menjelaskan, dalam mengatasi disparitas utara-selatan dilakukan percepatan pengembangan
jaringan jalan nasional dan jalan strategis yang menghubungkan antara pusat-pusat kawasan strategis
dan pusat perkotaan antara utara dan selatan.
Kementerian PUPR juga berkomitmen untuk mendukung percepatan pengembangan sosial ekonomi masyarakat
Provinsi Jawa Barat Bagian Selatan. “Seperti melalui pembangunan infrastruktur permukiman berupa
sanitasi dan perumahan seperti rumah susun dan asrama untuk pondok pesantren,” tegasnya..
Hadir pada RTPD tersebut perwakilan dari Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Kementerian
Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (DPDTT), Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah (Koperasi dan UKM) serta Bank Indonesia.
Di tempat sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar, Iwa Karniwa mengaku, saat ini Pemprov
Jabar selain melakukan pembangunan infrastruktur yang diamanatkan Visi-Misi Pemprov Jabar juga
melakukan dukungan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan proyek nasional. “Seperti jalan tol,
bendungan, penyelesaian Bandara Udara Kertajati yang diharapkan lebih besar dari Bandara Soekarno
Hatta,” jelas Iwa.
Selain itu, ada juga proyek pelabuhan di Patimban yang mesti diselesaikan, untuk mendukung Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta. Untuk mempercepat penyelesaian infrastruktur, lanjutnya, Pemprov Jabar tidak
hanya mengandalkan APBN atau APBD karena anggarannya terbatas, namun juga menggunakan pendekatan
Business to Business.
Di tempat sama. Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Hiramsyah S Thaib
mengatakan, peluang investasi pada sektor pariwisata di Indonesia, khususnya Jabar sangatlah besar.
"Sektor pariwisata memiliki berbagai keunggulan yang dipastikan bakal menarik minat investor,"
terangnya. Salah satu daya tarik investor, pariwisata Indonesia jadi penyumbang PDB, devisa dan
lapangan kerja yang paling mudah dan murah.
Sementara itu, Asisten Gubernur BI, Dody Budi Waluyo yang memimpin rapat tersebut mengatakan, hasil
rapat tersebut akan menjadi salah satu materi yang akan dibahas lebih lanjut dalam Rakorpusda dalam
rangka menggenjot pengembangan ekonomi Jabar.(ris/infoBPIW).