ITDP Batch 2, Penanganan Wakatobi Dinilai Perlu Percepatan
BPIW Kementerian PUPR komitmen mengawal pelaksanaan Indonesia Tourism Development Project (ITDP)
Batch 2 dapat berjalan sesuai agenda dan tujuan. Selain itu, penyusunan Integrated Tourism Master
Plan (ITMP) Wakatobi oleh BPIW akan diupayakan lebih cepat rampung dari estimasi waktu yang
diagendakan. ITMP merupakan dokumen perencanaan yang menjadi acuan pelaksanaan pembangunan.
Hal itu terungkap dalam Rapat Presentasi Konsultansi Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Wakatobi
yang dipimpin Kepala BPIW, Rachman Arief, di Kantor BPIW, Jakarta, Selasa, 5 Oktober 2021.
“Kalau pembangunan bisa lebih cepat, itu akan lebih baik. Baik untuk daya tarik terhadap wisatawan
dan pertumbuhan ekonomi Wakatobi,” terangnya.
Ia menyatakan, kendati pembangunan dilakukan dengan gerak cepat, namun tetap harus mempertimbangkan
regulasi yang berlaku, mempertimbangkan daya dukung, dampak lingkungan, dampak sosial, dampak
ekonomi dan dampak budaya.
Rachman Arief juga berharap, pelaksanakaan loan ITDP dapat benar-benar terealisasi sesuai sasaran
yakni mengembangkan pariwisata, sehingga pelaksanaannya perlu dikawal dan diarahkan agar sesuai
dengan yang telah ditetapkan tujuan ITDP yang telah ditetapkan.
Menurutnya, ITDP bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta akses pelayanan dan infrastruktur dasar
yang berkaitan dengan pariwisata. Termasuk, memperkuat keterkaitan perekonomian lokal dengan
pariwisata, serta mendorong investasi swasta di wilayah destinasi wisata prioritas.
Untuk pengembangan pariwisata di Wakatobi, lanjut Rachman Arief, hal yang perlu pertimbangan
percepatan penataan di Alun-alun Merdeka, Kawasan Liya Togo, Puncak Toliamba, Sombu Dive serta Danau
Kapota. "Hal itu sepertinya dapat dilakukan sebagai quick wins. Tentunya quick wins itu perlu
senafas dengan strategi pengembangan KSPN Wakatobi," terangnya.
Seperti diinformasikan sebelumnya, Bank Dunia dan Pemerintah pada 2018 bersepakat kerja sama untuk
mengembangkan sektor pariwisata Indonesia. Bank Dunia mengucurkan total loan untuk pengembangan
pariwisata di Tanah Air mencapai USD 300 juta Dollar Amerika untuk Batch 1, yakni pengembangan
Kawasan Pariwisata Strategis Nasional (KSPN) Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan dan
Lombok-Mandalika.
Setelah ITDP Batch I, kemudian akan dilanjutkan dengan ITDP Batch 2. Pada ITDP Batch 2, KSPN yang
terpilih untuk dikembangkan adalah Bromo-Tengger-Semeru, Labuan Bajo, dan Wakatobi.(ris/infoBPIW)