Buka Pra Konsultasi Regional di Makassar, Sekjen Kementerian PUPR Minta Program Kerja 2017, dapat Membuka Lapangan Pekerjaan
Program kerja 2017, harus sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP), yakni memacu pengembangan
infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, mengurangi kemiskinan, dan
kesenjangan wilayah. Hal ini disampaikan Sekjen Kementerian PUPR Taufik Widjoyono saat membuka
secara langsung Pra Konsultasi Regional atau Pra Konreg di Kota Makassar, Kamis (25/2). Dalam
pembukaan Pra Konreg yang ke-4 ini, Taufik mengatakan bahwa meski tidak mudah untuk direalisasikan,
namun Taufik menekankan agar hal itu harus diterjemahkan dalam bentuk program yang konkrit, sehingga
arahan dari RKP tersebut bisa terlaksana.
“Tahun 2016 ini tahun pertama PUPR mengaplikasikan secara operasional dalam penyusunan program
anggaran yang melibatkan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah atau BPIW. Sebelumnya ditangani
Sekretariat Jenderal dalam hal ini biro perencanaan bersama teman-teman satminkal. Ini bagian dari
proses atau upaya untuk memastikan bahwa program PUPR bisa mencerminkan kebutuhan wilayah,” tegas
Taufik.
Dalam kesempatan itu Taufik juga menyampaikan beberapa pesan Presiden Joko Widodo melalui sidang
kabinet. Menurutnya Presiden berpesan bahwa, pertama, program kerja yang dibuat diarahkan untuk
membuka lapangan kerja. Artinya program tersebut, disiapkan paket-paket kerja untuk menyerap tenaga
kerja baik dalam bentuk swakelola maupun padat karya. Dengan demikian nantinya dapat diketahui,
berapa banyak tenaga kerja yang terserap dalam program yang dibuat Kementerian PUPR tahun anggaran
2017.
Pesan kedua Presiden adalah, program yang dibuat harus dapat mengikis kesenjangan wilayah. Dengan
pesan ini menurut Taufik sekarang waktunya bahwa perencanaan berbasis wilayah dioperasional, dan
dimasukkan dalam Pra Konreg. “Intinya bahwa uang yang kita letakkan tiap tempat harus memberi
manfaat wilayah tertentu. Sinkronisasi harus lebih baik. Contoh air baku yang disiapkan Ditjen
Sumber Daya Air dilanjutkan Ditjen Cipta Karya dengan menyiapkan dalam bentuk water treatment atau
pengolahan air,” tegas Taufik.
Taufik juga menyatakan bahwa pesan ketiga Presiden adalah, kesinambungan harus dilakukan, sehingga
jangan sampai program yang dibuat tahun ini justru ditinggalkan pada tahun berikutnya. Dengan pesan
ini menurut Taufik pekerjaan lanjutan harus menjadi perhatian khusus, sehingga program baru harus
tetap ada kelanjutannya.
Pesan Presiden yang keempat kata dia adalah bahwa proses anggaran menjadi sorotan khususnya terkait
tender, mulai persiapan tender hingga pelaksanan proyek. Menurut Taufik ini menjadi lampu kuning
atau menjadi perhatian bagi Kementerian PUPR agar dapat melaksanakan tender sesuai aturan yang
berlaku.
Ia juga berharap pelaksanaan Pra Konreg yang terakhir ini, koordinasi antar sektor dapat lebih
intensif dilakukan sehingga dapat menghasikan program terbaik bagi setiap wilayah di Indonesia.
“Saya juga berharap BPIW dapat berperan lebih baik untuk menghasilkan program yang terbaik untuk
setiap wilayah, bagi masyarakat, dan bagi institusi kita,” tutur Taufik. Dalam kesempatan itu ia
juga berpesan bahwa saat pelaksanaan Konreg nanti, masukan dari pihak lain seperti anggota DPR RI
juga dapat menyempurnakan rencana program kerja 2017 mendatang.
Dalam laporan terkait kegiatan Pra Konreg, Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan
Infrastruktur (PPEKI) BPIW Kementerian PUPR Harris H. Batubara menjelaskan bahwa Pra Konreg kali ini
dihadiri lebih dari 500 peserta dari instansi terkait PUPR untuk Pulau Sulawesi dan Kalimantan.
Sebelumnya Pra Konreg telah dilaksanakan di Kota Medan, 4-5 Februari, kemudian di Yogyakarta 11-12
Februari, dan Denpasar 18-19 Februari. Setelah Pra Konreg, maka akan dilanjutkan dengan Konreg yang
direncanakan Maret mendatang.
Harris juga menjelaskan bahwa sesuai amanah Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PUPR, bahwa
pembangunan infrastruktur dilaksanakan dengan pendekatan pengembangan wilayah yakni meliputi 35
Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Penekanannya pada keterpaduan dan sinkronisasi. Tiap-tiap
daerah mengusulkan program kegiatan melalui desk masing-masing provinsi yang melibatkan juga 4
satminkal utama, yakni Ditjen Bina Marga, Cipta Karya, Sumber Daya Air, dan Penyediaan Perumahan.
“Ini dilakukan agar ada interaksi antar satminkal utnuk keterpaduan dan sinkronisasi program, baik
didalam kawasan WPS maupun antar kawasan di dalam WPS dan antar WPS,” ulas Harris.
Dalam pembukaan acara yang juga dihadiri para pejabat di Kota Makassar dan Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan tersebut juga diisi dengan penyerahan Renstra Kementerian PUPR oleh Sekjen kepada
perwakilan provinsi di Pulau Sulawesi dan Kalimantan, yakni perwakilan dari Provinsi Kalimantan
Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawei Barat,
Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Kemudian
dilanjutkan dengan pembahasan program di masing-masing desk. Acara pada hari pertama ini akan diisi
dengan paparan Kepala BPIW Hermanto Dardak terutama terkait rencana pembangunan infrastruktur
wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Paparan Hermanto Dardak akan dilakukan pada malam hari. Pada hari
ke-2 akan disi kembali dengan pembahasan desk dan acara penutupan. (Hendra/Andina)