Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa Bakal Dipercepat
Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyak (PUPR) memastikan akan melakukan
percepatan pembangunan jalan tol Tol Trans Jawa, yakni Brebes-Pemalang, Pemalang-Batang dan
Batang-Semarang guna mengantisipasi adanya kemacetan parah di pintu tol Brebes Timur seperti saat
arus mudik Lebaran 2016.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR,
Hermanto Dardak mewakili Menteri PUPR di hadapan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
(DPR RI) saat Rapat Evaluasi Penyediaan Sarana dan Prasarana Transfortasi Arus Mudik Lebaran 2016 di
Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Pada rapat tersebut hadir perwakilan Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Kepolisian Republik
Indonesia (Polri), Badan SAR Nasional, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta
para mitra kerja Komisi V DPR RI di antaranya pengelola jalan tol, PT Angkasa Pura, PT Pelni, PT
Kereta Api dan sejumlah maskapai seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Indonesia Air Asia dan
Lion Air.
“Dengan tersambungnya jalan tol sampai ke Semarang diharapkan akan menciptakan konsentrasi keluar
kendaraan dari jalan tol menjadi tersebar. Sehingga peristiwa seperti di Brebes tak akan terulang,”
kata Dardak.
Menurutnya, Kementerian PUPR juga akan memenambah rest area (tempat peristirahatan) di jalan tol
jalur Jakarta-Brebes-Semarang. Adanya rest area yang cukup diharapkan akan mampu mengatasi
penumpukan kendaraan di titik rest area tertentu seperti peristiwa lalu. Minimnya rest area, lanjut
Dardak, diyakini menjadi salah satu yang menyebabkan kemacetan pintu tol Brebes Timur.
Dardak meyakini, kemacetan pintu tol Brebes Timur tidak akan terulang pada tahun yang mendatang.
Peristiwa tersebut telah memberikan pelajaran serta dicarikan langkah-langkah solusinya oleh
instansi terkait lintas sektor.
Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengakui, sejatinya jajaran Kementerian
Perhubungan dengan instansi pemerintah lainnya telah melakukan penanganan maksimal pada arus mudik
2016, namun dalam penanganan tersebut masih ada kekurangan yang perlu untuk terus diperbaiki.
“Kedepan memang penanganan arus mudik harus lebih baik, agar peristiwa pada arus mudik lalu dapat
dihindari,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi V DPR RI, Fary Djemy Francis mengaku mengapersiasi pemerintah dengan
adanya penuruan angka kecelakaan pada arus mudik dan arus balik pada Lebaran 2016. “Namun kami
sangat mengkritik adanya kemacetan parah di pintu tol Brebes Timur. Apalagi sampai ada korban yang
meninggal saat kemacetan parah tersebut,” ungkapnya.
Dalam menyikapi kemacetan parah pintu tol Brebes Timur, ungkapnya, Komisi V akan melakukan rapat
internal guna menyepakati bersama langkah berikutnya. “Iya apakah perlu membentuk Pansus (Panitia
Khusus) atau Panitia Kerja (Panja) mengenai transportasi darat arus mudik 2016, kita akan rapatkan
lagi,” terangnya.
Anggota Komisi V DPR RI, M, Nizar Zahro juga menyatakan, peristiwa yang terjadi di pintu tol Brebes
Timur pada arus mudik lalu perlu disikapi dengan evaluasi yang mendalam. "Apakah kita perlu bentuk
Panja Tol atau sejenis lainnya, agar peristiwa sejenis tak terjadi pada masa depan," terangnya.
Hal senada dikatakan anggota Komisi V DPR RI, Ridwan Bae. Menurutnya, saat ini perlu dibentuk pansus
atau panja karena jika hanya evaluasi, persoalan kemacetan seperti itu bisa kembali terjadi.
"Sebaiknya bentuk pansus, kita turun sama-sama menilai. Dengan melihat secara komperehensif, baru
ambil sikap dengan rancangan terukur," tegasnya.(ris/infoBPIW)