Generasi Muda BPIW Paparkan Hasil Studi di Luar Negeri
Beberapa PNS di lingkungan BPIW Kementerian PUPR telah mendapatkan kesempatan penugasan dan capacity
building ke luar negeri. Dalam rangka sharing experience dan knowledge yang didapatkan ketika
penugasan di luar negeri, digelar coffee morning dan sharing knowledge, di Ruang Rapat Lantai 2
BPIW, Rabu, 4 Oktober 2023.
Sekretaris BPIW Benny Hermawan menjelaskan, pada kesempatan pertama diundang tiga generasi muda yang
mendapatkan kesempatan penugasan ke luar negeri, yaitu: Alis Listalatu, mengikuti Knowledge Exchange
Program on Smart Cities di Korea Selatan, Citra Fadhilah Utami salah satu panelis Indonesian
Dynamics And Socio-Environtmental Challenges-Multidisciplinary Study’s Perspective di Kyoto, Jepang,
dan Tommy Aramanda dalam Indonesia-Korea Road Conference di Korea Selatan. Benny mengatakan coffee
morning ini diharapkan terus berlanjut untuk sharing knowledge karya-karya pegawai BPIW terutama
genmud.
Saat memberikan arahan Kepala BPIW, Yudha Mediawan mengatakan bahwa kegiatan ini sengaja digelar
supaya ada transfer knowledge dan pengalaman ketika pegawai BPIW mendapatkan kesempatan tugas
belajar ataupun penugasan di luar negeri. Sehingga apa yang didapat, baik itu dalam proses
konferensi atau seminar atau pelatihan di luar negeri, pegawai yang ada di BPIW mendapat pengetahuan
atau inovasi-inovasi yang sedang berkembang di luar negeri. “Tentu kegiatan seperti ini kita
rutinkan supaya menambah wawasan kita semua,” ucapnya.
Kegiatan yang dipandu moderator dari genmud BPIW, Amanda ini diawali presentasi oleh Tommy Aramanda,
salah satu Sub Koordinator di Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah I. Paparannya diberi
judul “Sharing Experinces Acara Indonesia-Korea Road Conference”. Menurutnya acara conference ini
telah berlangsung sejak tahun 2002 yang bertujuan untuk mengetahui isu-isu terkini dan perkembangan
pembangunan jalan, jembatan dan infrastruktur lain dan penggunaan teknologi terbaru.
Materi pertama yang disampaikan adalah Structural Health Monitoring System (SHMS) pada Jembatan.
SHMS sangat penting untuk jembatan dengan ke-khususan, karena dapat membantu untuk mendeteksi
perilaku abnormal, menganalisis penyebabnya, dan mengevaluasi keamanan jembatan. (Struktur Fleksibel
dan Rumit). Materi berikutnya Intelligent Transportation System (ITS).
Ibu Kota Baru Korea Selatan (Sejong) juga menjadi pembahasannya, terutama dari sisi Administrasi dan
Sistem Transportasi. Ia juga menyampaikan Rencana Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Bawah Tanah Korea
untuk mengatasi kemacetan, dengan menyampaikan konsep dan teknologi yang digunakan.
Paparan selanjutnya disampaikan Alis Listalatu, Pejabat Fungsional Perencana dari Pusat Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Nasional. Ia mengambil tema Exchange Knowledge Program On Smart and
Sustainable Cities.
Exchange Knowledge Program merupakan platform berbagi praktik pembangunan perkotaan berkelanjutan di
Korea Selatan dan internasional, yang mengintegrasikan sesi workshop, seminar, kunjungan lapangan,
diskusi, serta penyusunan dan pemaparan action plan. Dari program yang dilaksanakan pada bulan
September lalu itu menurutnya dapat dipelajari beberapa hal, diantaranya Kota dan Perubahan Iklim,
Penataaan Kota dan Pelibatan Komunitas, Program Perumahan Sejahtera, Solusi Teritorial Cerdas dan
Ramah Lingkungan untuk Kota Berkelanjutan, dan Mobilitas Cerdas dan Perencanaan Transportasi
Metropolitan.
Menurutnya ada beberapa lesson learned yang dipelajari di Korea antara lain Perkembangan Wilayah dan
Kota Baru yang Seimbang, dengan contoh Pangyo Techno, Transformasi Pusat Kota Seoul: Cheonggyecheon
River, penataan perkotaan dengan contoh Godaeap Village. Disampaikan juga pemaparan action plan
menuju smart city, berdasar hal-hal yang telah dipelajari dalam kerangka jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
Sedangkan Citra Fadhilah Utami yang merupakan Jafung dari Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Nasional menyampaikan pengalaman dalam mengikuti Indonesian Dynamics And Socio-Environtmental
Challenges-Multidisciplinary Study’s Perspective. Hal ini terkait penugasan untuk seminar dan
simposium di Kyoto Jepang, pada bulan Juli 2023 lalu.
Diterangkannya bahwa teknologi sistem pembuangan air limbah Kota Osaka dengan metode CSO (combined
sewer overflow) memungkinkan area dan kapasitas yang dilayani oleh Sistem Sewer Gabungan menjadi
lebih besar, terutama ketika datang hujan dimana gabungan aliran air limbah dan air hujan melebihi
kapasitas sistem saluran pembuangan selama cuaca basah.
Perbaikan sistem ini telah dimulai sejak tahun 1950 dan saat ini sistem pelayanan limbah Kota Osaka
telah mencapai 100% wilayah. Sebagai bentuk pembelajaran pada masyarakat, Pemerintah Jepang
mendirikan museum pengolahan air limbah yang gratis dengan tujuan mendidik masyarakatnya sejak dini
tentang pengolahan limbah.
Ia juga menyampaikan lesson learned mengenai perencanaan infrastruktur yang sustainable dapat
menerapkan infrastruktur hijau, dan pembiayaan infrastruktur hijau. Tindak lanjut dari hal itu
menurutnya dapat dilakukan melalui kerja sama penelitian dalam bidang lingkungan, dan penanggulangan
bencana. Selain itu juga melalui penyusunan buku mengenai perencanaan tata ruang dan infrastruktur
di Indonesia. Kegiatan ini diikuti pejabat eselon II, III, dan pegawai di lingkungan BPIW.
(Hen/Tiara)