Kunjungi BPIW, AMRO Jajaki Peluang Kerjasama Bidang Infrastruktur
ASEAN +3 Macroeconomic Research Office (AMRO) melakukan kunjungan kerja ke Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),
guna menjajaki peluang kerjasama pada bidang infrastruktur di Indonesia. Tim AMRO yang dipimpin
Financial Specialist AMRO, Enrico Tanuwidjaja diterima langsung Kepala Pusat Perencanaan Keterpaduan
Infrastruktur PUPR, BPIW, Hadi Sucahyono didampingi jajaran pejabat BPIW lainnya di Gedung BPIW,
Senin (17/10).
Hadi mengatakan, kendati tahun 2016 ada keterbatasan alokasi anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) 2016, namun Kementerian PUPR tetap bertekad memenuhi outcome prioritas dari
program-program yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PUPR.
Menurutnya, total kebutuhan Kementerian PUPR berdasarkan Renstra Kementerian PUPR tahun 2015–2019
mencapai Rp 931,5 triliun. “Saat ini APBN yang diterima oleh Kementerian PUPR pada tahun 2015-2017
sebesar Rp 320,8 triliun, sehingga masih ada gap (kekurangan,-red) pembiayaan pembangunan
infrastruktur sebesar Rp 610,7 triliun untuk tahun 2018-2019,” papar Hadi.
Dengan begitu, lanjutnya, salah satu cara untuk mengatasinya dengan melakukan kerjasama antara
Pemerintah dengan badan usaha maupun swasta. “Seperti skema Public Private Partnership (PPP) dengan
menggunakan Viability Gap Funding (VGF),” tutur Hadi.
Selain itu, BPIW juga telah melakukan penyesuaian program-program yang sifatnya nonfisik dilakukan
pada awal tahun. Hadi juga menjelaskan, tantangan pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak
hanya sebatas keterbatasan anggaran, namun juga luasnya rentang wilayah Indonesia, sehingga
dibutuhkan kepemimpinan yang baik dari masing-masing daerah dalam membuat maupun memutuskan
kebijakan pembangunan infrastruktur di daerah.
Sementara itu, Financial Specialist AMRO, Enrico Tanuwidjaja mengakui, kedatangannya ke BPIW
Kementerian PUPR untuk menjajaki peluang investasi di Indonesia. “Di antaranya untuk mengetahui
skema Public Private Partnership yang diterapkan Kementerian PUPR,” jelasnya.
Enrico menjelaskan, saat ini pertumbuhan ekonomi global tengah melambat, namun ada negara yang
berhasil keluar dari pengaruh kondisi global tersebut. “Seperti baru-baru ini, Malaysia dapat
membangun terowongan serba guna atau Stormwater Management dan Road Tunnel (SMART), pembangunan itu
untuk mengatasi permasalahan banjir di Kuala Lumpur,” jelas Enrico. Ia juga berharap, Indonesia
dapat terus memacu pembangunan infrastrukturnya.
Seperti diketahui, AMRO merupakan badan yang dibentuk dari implementasi inisiatif forum kerjasama
ASEAN +3 (ASEAN, Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan) Macroeconomic Research Office untuk bidang
keuangan.
AMRO juga berperan dalam proses pengambilan keputusan untuk aktivasi Chiang Mai Initiative
Multilateralization (CMIM) sebagai bentuk fasilitas jaring pengaman stabilitas keuangan di tingkat
kawasan Asia Pasifik. (INI/InfoBPIW)