Pembangunan Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) merupakan dua dari lima usulan kegiatan pada Manajemen Kegiatan yang dimasukkan pada Aplikasi Capital Investment Planning (CIP) di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Pulau Sumatra. Demikian hasil pelatihan Aplikasi CIP Versi Terbaru yang diadakan di Hotel Santika Bengkulu, pada 4-6 November 2024.
Selengkapnya, lima usulan kegiatan pada Manajemen Kegiatan yang dimasukkan pada Aplikasi CIP Versi Terbaru di Kota Bengkulu, yaitu Kelompok 1: Pembangunan SPAM Regional Kota Bengkulu-Benteng-Seluma (KOBEMA); Kelompok 2: Revitalisasi Pasar Panorama; Kelompok 3: Sarana Pendukung Tempat Pembuangan Akhir (TPA); Kelompok 4: Pembangunan IPLT; Kelompok 5: Pembangunan Mall Pelayanan Publik.
CIP adalah salah satu paket dukungan teknis National Urban Development Project (NUDP). Pelatihan Aplikasi CIP Versi Terbaru dilaksanakan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada Kelompok Kerja (Pokja) CIP Kota dan Calon Mitra Lokal di Kota Pilot mengenai cara atau teknik melakukan indikasi kebutuhan infrastruktur berbasis sosial sampai menghasilkan Rencana Investasi Infrastruktur Prioritas (RIIP).
Sebagaimana pelatihan di kota-kota lain yang sudah diestafet sejak Oktober 2024, materi yang diberikan kepada para peserta, meliputi: Praktik Manajemen Wilayah Kota, Manajemen Perencanaan Usulan/Penyaringan Awal hingga Long List (Level 1), juga Praktik Pengolahan Analisis Spasial, Manajemen Prioritisasi dan Manajemen Kriteria hingga usulan Short List (Level 2). Selain itu, juga ada materi Praktik Manajemen Dampak (Budget Fit) dan Manajemen Laporan & Monitoring (RIIP), Manajemen Dampak hingga usulan paket-paket investasi prioritas/Short List (Level 3): Dampak Sosial/Lingkungan, Kebencanaan, Ekonomi, dan Manajemen Pengguna.
Dalam pelatihan kali ini, Tim CIP Pusat dan Tim CIP Kota selaku narasumber juga menyampaikan materi: Pengantar Pelatihan CIP Kota Bengkulu dan Penyampaian paket-paket investasi infrastruktur, Praktik Penggunaan Manajemen Dampak Ekonomi (Makroekonomi, Cost Benefit Analysis (CBA), dan Proyeksi Produk Domestik Regional Bruto; serta Praktik Penggunaan Dampak Anggaran (Proyeksi APBD dan Rasio Kinerja dan Kemampuan Keuangan Daerah), dan Budget Impact Simulator (BIS) untuk analisis kelayakan keuangan proyek (FIRR, FNPV, PBP, analisis sensitivitas).
Setiap pelatihan merangkumkan catatan penting, begitu pula yang dilaksanakan di Kota Bengkulu yang mengidentifikasikan empat potensi usulan dari berbagai sumber, yaitu Pertama, hasil analisis hotspot yaitu analisis spasial untuk usulan gap infrastruktur dan analisis spasial untuk kawasan strategis; Kedua, Indikasi Program Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW); Ketiga, Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang); dan Keempat, dokumen relevan lain yang berpotensi sebagai Major Project.
“Sebagai tindak lanjut kegiatan, beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, meliputi: Pertama, Hasil pemutakhiran konsep dan aplikasi CIP diharapkan dapat mendukung pemerintah kota khususnya dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah.” Demikian satu dari tiga hal yang disampaikan oleh Tim CIP NUDP dalam laporan kegiatan (risalah).
Dua hal lain yang juga disampaikan Tim CIP NUDP dalam risalahnya, yaitu “Kedua, Tim Pokja memahami dan meningkatkan terus penerapan Aplikasi CIP sesuai peran tingkatan user-role agar dapat menggunakannya dengan lebih efektif. Ketiga, memastikan integrasi aplikasi CIP dengan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) serta sistem informasi pembangunan lain yang telah dikembangkan oleh Pemerintah Kota Bengkulu.”