Memasuki kuartal ke-empat tahun ini, menjelang pengakhiran proyek, Tim National Urban Development Project (NUDP) menyiapkan Laporan Penyelesaian Proyek atau Project Completion Report (PCR). Dalam Rapat Pembahasan Awal PCR, yang diestafet dengan Rapat Tindak Lanjut Pembahasan PCR, pada pertengahan Oktober 2025, Tim NUDP menyepakati langkah-langkah, linimasa, dan substansi PCR.
Laporan yang memuat evaluasi kinerja Tim NUDP ini disusun oleh Central Project Management Unit (CPMU) dibantu oleh konsultan Project Management Support (PMS). Selain itu, juga melibatkan seluruh Project Management Unit (PMU)/Project Implementation Unit (PIU) NUDP di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pekerjaan Umum.
Penyusunan PCR mengacu pada alur naratif, dimulai dari sejarah, implementasi, capaian, manfaat, hingga keberlanjutan proyek. Sementara dari sisi administrasi, PCR menyajikan loan preparation, loan agreement, restrukturisasi, hingga implementasi, termasuk keterkaitan antarkomponen atau kegiatan NUDP. Untuk itu, PCR dilengkapi dengan data pendukung dari tiap Komponen NUDP, termasuk kendala dan upaya korektifnya.
“PCR juga harus menunjukkan legacy, serta memuat pembelajaran atau lesson learned, dan rekomendasi kebijakan untuk program lanjutan,” kata Ketua CPMU Firman Hatorangan Napitupulu. Nantinya, setelah difinalisasi oleh CPMU, PCR akan diserahkan kepada Bank Dunia. Terkait legacy, konsultan PMS NUDP menyoroti keberlanjutan PCR sebagai aset pengetahuan proyek. Untuk itu, dibutuhkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) terintegrasi.
PMS NUDP bertanggung jawab menghimpun hasil kegiatan NUDP sekaligus menjaga repositori data NUDP dalam SIM agar tidak hilang pasca penutupan proyek. Melalui SIM, para pengguna (user), utamanya pemangku kepentingan, dapat memahami keterkaitan antara struktur proyek dan tujuan nasional pembangunan kota terpadu, sekaligus memanfaatkan PCR untuk pengaturan operasi proyek di masa depan.