Tim Project Management Unit (PMU)/Project Implementation Unit (PIU) National Urban Development Project (NUDP) lintas sektor di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Ditjen Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kementerian Dalam Negeri, dan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), menyelenggarakan Rapat Konsinyasi, pada 8-9 September 2025.
Rapat hybrid yang juga dihadiri oleh Tim Bank Dunia serta Tim Konsultan Project Management Support (PMS) dan Tim Konsultan Oversight Service Provider (OSP) ini merupakan tindak lanjut hasil Implementation Support Mission (ISM), beberapa waktu lalu. Sebagai agenda pertama (8/9), Tim NUDP menindaklanjuti penyepakatan definisi dan perhitungan Project Development Objective (PDO) dan Intermediate Result Indicators (IRI).
Selanjutnya di sesi kedua (8/9), diagendakan pengkajian dan perbaikan Project Operational Manual (POM) volume 1 dan volume 2 yang disesuaikan dengan kondisi pelaksanaan atau hasil amandemen terakhir dan sinkronisasi NUDP, untuk disepakati oleh para pemangku kepentingan NUDP. Diskusi mendalam POM per Komponen/Subkomponen dan mekanisme implementasi ini menghasilkan finalisasi draf perubahan POM dan PDO.
“Reviu POM sangat penting karena semua detailnya menjadi acuan pelaksanaan kegiatan NUDP yang kelak menjadi dasar menilai kinerja dan menentukan keberhasilannya,” kata Mangapul L. Nababan, Sekretariat Central Project Management Unit (CPMU) NUDP, mewakili Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional Zevi Azzaino, selaku Wakil Ketua CPMU NUDP. “
Berikutnya, pada hari kedua (9/9), Deputy Team Leader PMS NUDP Jaka Sumanta memandu rapat hybrid untuk menyepakati hasil ISM yang tertuang dalam Summary of Agreed Actions serta rencana tindak lanjutnya. Ketua CPMU Firman L. Napitupulu menekankan pentingnya menyamakan pola pikir dan sinkronisasi antarpaket kegiatan demi mengawal program lanjutan NUDP, yaitu National Urban Transformation Project (NUTP).
Pernyataan senada disampaikan Team Leader PMS NUDP Richard Lion Frenkel. Menurutnya, transformasi bukan semata pembangunan fisik yang mempercantik wajah kota, melainkan juga transformasi pemikiran. Richard juga menggarisbawahi pentingnya implementasi NUDP tidak hanya sampai Indonesia Emas 2045. “Saya harap, program ini menjadi legacy yang bermanfaat di masa mendatang, bahkan hingga ratusan tahun ke depan.”
Di sisi lain, Wisnubroto Sarosa, Land Acquisition Specialist, mempertimbangkan Tim NUDP berbagi gagasan dan pengetahuan dengan Tim Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk selanjutnya dapat bersinergi. Dengan sinergi lintas sektor yang lebih luas, menurut Wisnu, segenap pihak dapat mengatasi tantangan perencanaan perkotaan dan mewujudkan kota yang lebih baik untuk generasi mendatang.