Tim Integrated City Planning Rapid Planning and Assessment for Smart Living (ICP RPS) mengestafet penyelenggaraan Lokakarya ke-dua Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas ICP RPS, pada pekan ke-dua November 2025, di Banjarmasin, Bitung, dan Denpasar. Sebelumnya, kegiatan yang sama telah lebih dahulu diadakan di Bogor, Balikpapan, Surakarta, Ambon, Lampung, Surabaya, Semarang, sejak akhir Oktober hingga awal November 2025.
ICP merupakan salah satu instrumen utama National Urban Development Project (NUDP) yang berfokus pada perencanaan kota terpadu yang menghasilkan seleksi kawasan prioritas, major project infrastruktur, serta readiness criteria termasuk pre-feasibility study (pre-FS), basic design, dan concept design. Sebelumnya, di Lokakarya pertama pada Agustus 2025, Tim ICP RPS telah menghasilkan daftar usulan kawasan prioritas di masing-masing kota.
“Oleh karena itu, pada pertemuan ini diharapkan diskusi dapat difokuskan untuk menindaklanjuti hasil Lokakarya ke-satu, menajamkan kebijakan dan strategi pengembangan kota beserta major project-nya,” kata Tim Teknis NUDP, mewakili Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional BPIW Kementerian Pekerjaan Umum (PU), saat membuka Lokakarya ke-dua ICP RPS di Surakarta.
Major project disusun melalui koordinasi yang melibatkan para pemangku kepentingan di daerah. Tim Teknis NUDP pun berharap, hasil Lokakarya ke-dua dapat memperkaya Outline Business Case (OBC) sebagai pedoman implementasi major project serta dasar penyusunan rencana investasi kota terpadu melalui Capital Investment Planning (CIP) sekaligus modal dasar penyiapan agenda transformasi perkotaan.
Team Leader ICP RPS Wahyu Mulyana berharap, major project mampu menjadi simpul utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kota maupun meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar. Selain itu, major project juga diposisikan sebagai proyek strategis pemerintah yang dapat menarik investasi sektor swasta serta menjadi acuan konsorsium pembiayaan secara kolaboratif.
Co-Team Leader ICP RPS Cory Pratiwi menambahkan, rangkaian kegiatan ICP RPS secara bertahap melengkapi penyusunan City Profile serta assessment kebutuhan kota menuju Smart Living City 2045 dengan pendekatan compact, connected, inclusive, resilient, dan vibrant city. “Hasilnya,” Cory menegaskan, “menjadi fondasi penting dalam merumuskan strategi pembangunan kota yang lebih terarah, inklusif, dan berkelanjutan.”