Kickoff Meeting untuk Implementation Support Mission (ISM) National Urban Development Project (NUDP) tahun 2025 resmi dimulai. Pertemuan ini menandai dimulainya rangkaian kegiatan evaluasi bersama dengan World Bank, dengan fokus utama pada percepatan pelaksanaan program agar seluruh komponen proyek dapat diselesaikan tepat waktu.
Rapat pembukaan dilaksanakan secara hybrid, yakni daring dan luring, bertempat di Gedung Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU), Jakarta.
Progres Pelaksanaan Key Actions
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional Zevi Azzaino, selaku Project Management Unit (PMU) NUDP di BPIW KemenPU, menyampaikan perkembangan implementasi 15 poin key actions yang merupakan tindak lanjut dari hasil ISM, pada 2024.
Dari keseluruhan 15 poin tersebut, sebagian besar telah ditindaklanjuti. Beberapa di antaranya telah diselesaikan oleh Central Project Management Unit (CPMU) NUDP, antara lain penyusunan Annual Progress Report (APR), Project Operation Manual (POM), dan Environmental and Social Management Framework (ESMF).
Sementara itu, tiga key actions lainnya masih dalam proses penyelesaian, yaitu pelaksanaan Paket Integrated City Planning (ICP), pengadaan paket Bandung Metropolitan Area, serta pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di kota-kota peserta baru NUDP.
Fokus pada Percepatan dan Sinkronisasi Antarpaket
Yuko Arai, Task Team Leader NUDP sekaligus Senior Urban Specialist dari World Bank, menekankan pentingnya percepatan pelaksanaan dan sinkronisasi antarkomponen proyek. Ia menyampaikan, setelah seluruh paket ICP selesai dikontrakkan—saat ini, baru satu dari lima paket yang telah berkontrak—fokus berikutnya adalah mempercepat penyelesaian komponen lainnya, khususnya yang berada di bawah koordinasi Kementerian Dalam Negeri.
Dalam kesempatan yang sama, Jeremia Sir Nindyo Mamola, Co-Task Team Leader NUDP dari World Bank, menyampaikan, jika paket ICP dapat dilaksanakan sesuai jadwal delapan bulan dan PMU/PIU Kemendagri menerima alokasi anggaran secara penuh, maka indikator capaian proyek berpeluang besar mencapai kategori Satisfactory.
Menjaga Kualitas, Menghasilkan Manfaat
Kepala BPIW Bob Arthur Lombogia, menegaskan pentingnya menjaga mutu dalam setiap tahap pelaksanaan proyek. Bob juga mengingatkan, target kinerja harus tetap berada pada kategori Satisfactory dan hal ini hanya dapat dicapai jika seluruh indikator proyek terpenuhi sesuai rencana dengan kualitas pelaksanaan yang juga tetap diperhatikan.
Ketua CPMU NUDP Firman Hatorangan Napitupulu, menambahkan bahwa kesuksesan proyek tidak hanya dilihat dari penyelesaiannya secara administratif, namun juga dari seberapa besar manfaat nyata dengan hasil yang konkret dan berkelanjutan.