Tema Hari Habitat Dunia: Perumahan Penggerak Kota Berkelanjutan

Layanan Informasi BPIW     |     04 Oct 2016     |     05:10     |     1211
Tema Hari Habitat Dunia: Perumahan Penggerak Kota Berkelanjutan

Hari Habitat Dunia (HHD) diperingati setiap Senin pertama Bulan Oktober. Pada tahun ini diperingati pada tanggal 3 Oktober. Peringatan HHD di Indonesia mengambil tema  Perumahan, Penggerak Kota Berkelanjutan”.  Sementara tingkat dunia mengangkat tema “Housing at The Centre.

Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rido Matari Ichwan mengatakan  tema tersebut mengandung  pesan, bahwa pembangunan perumahan harus memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan, yaitu sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan.

“Pembangunan perumahan tidak bisa dilakukan secara ekslusif, tapi harus terintegrasi dalam sistem pembangunan perumahan harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah,” ujar Rido saat menjadi narasumber dalam talkshow “Bincang Kita” di Kompas TV yang mengangkat tema “Peringatan Hari Habitat Dunia 2016”, Senin pagi (3/10). Pada acara tersebut hadir juga sebagai narasumber Wali Kota Makasar, Muhammad Ramdhan Pomanto. 

Lebih lanjut Rido mengatakan, HHD perlu diperingati untuk bersama-sama memikirkan kondisi pemukiman serta mengingatkan pentingnya pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak huni untuk semua lapisan masyarakat di seluruh dunia. “Serta meningkatnya tanggung jawab bersama untuk masa depan habitat manusia yang lebih baik,” papar Rido.  

Sejak 2014 menurut Rido Indonesia menjadi mitra terdepan PBB dalam proses menuju Konferensi Habitat III. “Indonesia menjadi Anggota Biro Prepcom 3  dan menjadi lead country (pimpinan negara,-red) untuk menjaring masukan dalam penyusunan Draft New Urban Agenda di Kawasan Asia Pasifik,” terang Rido.

Selain itu, Indonesia pada Oktober 2015 menjadi tuan rumah tiga pertemuan penting dalam menuju Habitat 3, yakni Asia Pacific Urban, yakni forum multi stakeholder yang diselenggarakan Pemerintah Republik Indonesia bekerjasama dengan The United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) dan United Nations Habitat (UN Habitat).

“Kemudian, Asia Pasific Urban Forum for Youth, forum perkotaan untuk kelompok pemuda di Asia Pasifik. Ada juga High Level Asia Pasific Regional Meeting fot Habitat III, forum yang menjaring masukan dari negara-negara Asia Pasifik,” terang Rido.

Selanjutnya, Indonesia aktif dalam pertemuan-pertemuan internasional sejak Bulan April, Mei, Juni, Juli dan September, termasuk menggelar Preparatory Committee (Prepcom) 3 pada 25-27 Juli 2016 di Surabaya.

“Acara di Surabaya yang dihadiri 193 negera, bertujuan untuk mempersiapkan isu perkotaan atau Zero Draft New Urban Agenda (ZD NUA) yang akan dibawa untuk dibahas dan diratifikasi dalam pembahasan Agenda Baru Perkotaan untuk dunia,” jelas Rido.

Menurutnya, beberapa kontribusi Indonesia pada draf tersebut terkait penekanan pembangunan pesisir dan pulau-pulau kecil, peran komunitas lokal, peran pemangku kepentingan dan pembiayaan perumahan. “Dalam pembangunan perlu ada peran aktif masyarakat lokal dan bantuan pembiayaan dari dunia internasional untuk menciptakan permukiman layak huni bagi masyarakat segala lapisan,” paparnya.

Dengan demikian menurut Rido,  Indonesia memiliki peran penting dalam Konferensi Habitat 3 yang akan digelar Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) di Quito, Ekuador pada 17-20 Oktober 2016 mendatang. Pasalnya, Draft New Urban Agenda (Draf Agenda Baru Perkotaan) yang akan dibahas dalam konferensi Habitat 3 digagas pada Preparatory Committee (Prepcom) 3 pada 25-27 Juli lalu di Surabaya.

Sementara itu, Wali Kota Makasar, M. Ramdhan Pomanto menuturkan bahwa Pemerintah Kota Makassar telah berinovasi dalam hal pemukiman masyarakat, yakni dengan membuat apartemen lorong. "Bangunan itu tanpa pondasi dan bisa dibongkar pasang, jadi tidak terlalu menyulitkan. Inovasi tersebut merupakan solusi mengatasi persoalan pengadaan rumah miskin serta penataan pemukiman kumuh.  Pembangunan tersebut dilakukan bertahap sampai 2019,”ungkap Ramdhan.

 

Ia yakin, pembangunan apartemen lorong akan menjadi solusi untuk menangani masalah pemukiman kumuh di lorong-lorong dengan konsep dapat dibongkar pasang. Selain itu, bangunan tersebut akan menjadi rumah ramah lingkungan bagi warga kurang mampu. Ramdhan berharap, pemerintah pusat dapat mendukung sehingga dapat mempercepat terwujudnya pembangunan apartemen lorong di seluruh Makasar.(ris/infoBPIW)

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: