Pembangunan Infrastruktur PUPR, Pangkas Jarak Tempuh Menuju Kawasan Pariwisata Danau Toba

Layanan Informasi BPIW     |     01 Aug 2016     |     05:08     |     1060
Pembangunan Infrastruktur PUPR, Pangkas Jarak Tempuh Menuju Kawasan Pariwisata Danau Toba

Danau Toba akan menjadi basis pariwisata pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) Metro Medan – Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru. Pembangunan infrastruktur menjadi yang paling vital dalam pengembangan kawasan pariwisata andalan Sumatera Utara tersebut. Pada kawasan tersebut sedang dilakukan proses konstruksi Jalan Tol Medan – Sibolga pada ruas Medan – Tebing Tinggi sepanjang 54 km. Dengan pembangunan jalan tol itu akan memangkas jarak tempuh hingga 40 menit, yang sebelumnya memakan waktu 2 jam jika melewati jalan nasional.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Hermanto Dardak saat mewakili Menteri  Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menghadiri Musyawarah Masyarakat Adat Batak di Parapat, Simalungun. Sumatera Utara, Sabtu (30/7).

Pada acara yang diikuti 213 Marga Batak tersebut, Dardak menjelaskan bahwa saat ini juga sedang dilakukan Feasibilty Study (FS) atau studi kelayakan dalam pembangunan jalan tol ruas Tebing Tinggi – Pematang Siantar pada ruas Pematang Siantar – Parapat yang akan diusulkan dibangun pada tahun 2017. “Kedua ruas tersebut akan menghemat waktu sampai dengan kurang lebih 1 jam dari Tebing Tinggi menuju Danau Toba,” tutur Dardak.

Beberapa jalan di sekitar kawasan Danau Toba statusnya akan ditingkatkan menjadi jalan nasional, salah satunya adalah jalan lingkar luar di sekitar Danau Toba sepanjang 360 km. “Hal ini merupakan wahana peningkatan pelayanan pengembangan Danau Toba sebagai wisata nasional maupun kelas dunia,” ungkap Dardak.

Untuk kawasan sekitar Danau Toba, saat ini di Kabupaten Samosir akan dikembangkan pembangunan Jembatan Tano Ponggol yang menghubungkan Pulau Samosir dan Pulau Sumatera. Jembatan Tano Ponggol ini potensial untuk pengembangan perekonomian warga yang berada di Pulau Samosir. “Kami merancang konsep jembatan ini dengan 3 pilar yang sesuai dengan estetika adat dan budaya Sumatera. PUPR saat ini memiliki beberapa program pendukung seperti normalisasi saluran Tano Ponggol, pembersihan eceng gondok di Danau Toba dan nantinya akan ada cruise atau pelayaran yang dapat membawa wisatawan mengelilingi Pulau Samosir,” ucap Dardak.

Di akhir penjelasannya, Dardak mengatakan bahwa Kementerian PUPR akan terus memantau dalam pembangunan infrastruktur yang mendukung kawasan pariwisata, termasuk rencana pembangunan livable city atau kota layak huni di sekitar kawasan Danau Toba.

Gubernur Sumatera Utara, Teuku Erry Nuradi menambahkan Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang memiliki multi etnis. Setidaknya, ada delapan etnis lokal, enam di antaranya ialah puak Batak. Masyarakat majemuk ini adalah potensi besar untuk mendukung dan memacu pembangunan.

Sebelumnya, saat membuka acara Musyawarah Masyarakat Adat Batak ini, Wakil Presiden, Jusuf Kalla berpesan, masyarakat harus menjadikan adat sebagai pendorong untuk mengejar kemajuan. “Adat jangan lagi hanya dianggap sebagai suatu peninggalan zaman dahulu dan dilestarikan, tetapi harus sebagai pendorong semangat untuk mengejar kemajuan bangsa Indonesia ke depan,” ucap Jusuf Kalla saat membuka acara dan  sekaligus menabur 8 ribu benih ikan di sekitar Danau Toba.

Saat menutup acara, Menteri Dalam Negeri, Thahjo Kumolo menyarankan agar truk muatan berlebih tidak diperkenankan melewati jalan di sekitar kawasan Danau Toba, karena berpotensi merusak jalan.

Turut hadir ke dalam acara ini diantaranya Panglima TNI,  Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Kominfo Rudiantara,  dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya. Hasil dari musyawarah ini adalah Parapat Massage, dimana pesan yang akan disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. (INI/InfoBPIW)

 

 

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: