Kementerian PUPR Dorong Pembangunan Kota Produktif Melalui Tata Kelola yang Baik

Layanan Informasi BPIW     |     17 Jun 2016     |     03:06     |     1114
Kementerian PUPR Dorong Pembangunan Kota Produktif Melalui Tata Kelola yang Baik

Beberapa kota di dunia menjadi tulang punggung yang memfasilitasi kota-kota di sekitarnya untuk tumbuh menjadi network cities. Beberapa diantaranya yakni Tokyo-Osaka mempunyai Shinkasen sebagai tulang punggung yang memfasilitasi kota-kota di sekitarnya. Selain itu ada koridor Boston - Washington yang memiliki jalur kereta, jalan raya dan pelabuhan yang saling terhubung.

Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR sekaligus Presiden Eastern Regional Organization for Planning and Human (EAROPH), Hermanto Dardak menyatakan saat ini,  konsep tersebut dilakukan Kementerian PUPR dengan wilayah pertumbuhan di Indonesia. Tujuannya, agar kawasan perkotaan, Kota Baru, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI) dapat saling terhubung melalui backbone berupa akses. Harapannya jika kawasan-kawasan tersebut saling terhubung, infrastruktur akan lebih murah, dan menjadi kota yang produktif dengan tata kelola yang baik.

Hal itu disampaikan Dardak pada acara yang diselenggarakan oleh BPIW bersama EAROPH pada Professional Forum dengan tema “Mendorong Kota Produktif dan Berdaya Saing Melalui Tata Kelola yang Baik” di Jakarta,  Senin (13/6).

Dardak juga menerangkan bahwa negara dengan urbanisasi yang tinggi juga biasa memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk itu, perlu adanya peningkatan efisiensi, nilai tambah, dan produktivitas secara bersamaan.  Dalam mewujudkan hal tersebut, dilakukan dengan perencanaan, pemrograman dan pembangunan infrastruktur PUPR melalui pendekatan wilayah, yang dituangkan dalam 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). “Konsep WPS mendorong kota-kota Indonesia untuk berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah sekaligus meningkatkan produktivitas dan daya saing kota-kota tersebut dalam konteks regional dan global,” tutur Dardak.

Saat ini kota-kota di Indonesia dituntut untuk memiliki  daya saing yang tinggi melalui peningkatan efisiensi, produktivitas, dan nilai tambah yang secara bersamaan memenuhi tuntutan pembangunan berkelanjutan. Salah satunya melalui pembangunan infrastruktur yang terpadu dengan pengembangan wilayah, sehingga kota-kota tersebut tidak hanya menjalankan fungsi internal, tapi sekaligus memantapkan fungsi eksternalnya.

Menurut Dardak BPIW juga berupaya mendorong agar momentum urbanisasi menjadi suatu nilai tambah bagi perkotaan. "Urbanisasi itu sesuatu yang tidak harus dihindari, tapi perlu di manajemeni, agar bisa memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus membangun perkotaan yang inklusif," kata Dardak

Pada kesempatan tersebut, Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Kementerian PUPR, Lana Winayati mengungkapkan pentingnya penanganan urbanisasi dengan perspektif keberlanjutan (sustainability). “Pembangunan perkotaan harus dilihat secara holistik, resiliensi dan sustainbility,” ucap Lana.

Sekretaris Jenderal EAROPH, Norliza Hashim, menambahkan dalam membangun perkotaan yang kompetitif, dibutuhkan juga pemerintah yang baik. “Terkadang karena ingin cepat membangun perkotaan yang kompetitif, kita seringkali melupakan aspek good governance,” ujar Norliza.

Penyelenggaraan Profesional Forum ini bertujuan menghimpun masukkan atau saran untuk menuju Prepatory Committee (PrepCom) 3 yang akan dilaksanakan di Surabaya pada 25-27 Juli 2016 mendatang. PrepCom3 merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menuju UN Conference On Housing And Sustainable Urban Development (Habitat III) di Quito, Ecuador pada 17-20 Oktober 2016. PrepCom3 bisa dijadikan momentum yang tepat bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk berdiskusi dan mendorong lahirnya solusi penanganan masalah perkotaan. (INI/InfoBPIW)

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: