BPIW Turut Mendukung Implementasi Infrastruktur Hijau

Layanan Informasi BPIW     |     18 Dec 2018     |     05:12     |     850
BPIW Turut Mendukung Implementasi Infrastruktur Hijau

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turut mendukung implementasi infrastruktur hijau untuk merespon deforestasi hutan dan lahan. Pasalnya, hal tersebut bagian dari upaya mitigasi bencana dan konservasi lahan dan air. Salah satunya dengan mendukung kegiatan Kementerian PUPR memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia yang tahun ini dipusatkan di Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (17/12).

 

“Penanaman pohon akan meningkatkan luasan dan kualitas ruang terbuka hijau sebagai fungsi esensial ekologis. Sekaligus mengajak masyarakat untuk aktif menanam merawat pohon,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti.

Kegiatan penanaman pohon ini merupakan bagian dari peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dengan tema “Menanam Pohon Bagi Penyelamatan Lahan dan Air” serta rangkaian acara Hari Bakti PU ke-73 dan HUT Dharma Wanita Persatuan ke-19.

Hadir dalam kegiatan tersebut, diantaranya Kepala BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono, para Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama Kementerian PUPR lainnya, Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, perwakilan dari Kemendagri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), komunitas dan siswa sekolah dasar guna memupuk budaya menanam pohon, dan mencintai lingkungan sejak dini.

Menteri PUPR menyatakan, untuk tahun ini dipilih tema “Menanam Pohon Bagi Penyelamatan Lahan dan Air”, mengandung makna saat ini penebangan pohon di kawasan hutan yang menjadi kawasan konservasi menjadi salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam seperti longsor, banjir, maupun kekeringan.

Disamping itu, menanam juga akan meningkatkan kualitas lingkungan sekitarnya, sehingga bisa menjadikan lokasi wisata dan pusat pengembangan potensi sosial-ekonomi masyarakat yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Oleh karena itu, lanjutnya,  penghijauan di area sekitar bangunan tampungan air seperti sungai, danau, embung dan waduk oleh Kementerian PUPR sebagai upaya mitigasi bencana dan melindungi Daerah Aliran Sungai (DAS)  baik di hulu maupun hilir. “Penghijauan akan mendukung fungsi-fungsi tampungan air seperti sebagai sumber air baku, pengendalian banjir dan mengatasi kekeringan,” terangnya.

Dijelasnya, penanaman pohon tersebut dilakukan juga secara serentak di 34 provinsi sebanyak 126 ribu pohon. Pohon yang ditanam terdiri dari berbagai jenis seperti pohon Durian, Nangka, Matoa, Sukun, Mangga, Alpukat dan lain-lain.

Di tempat sama, Kepala BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono mengatakan, BPIW sangat mendukung gerakan menanam pohon yang merupakan simbul dari upaya meningkatkan kualitas lingkungan. "Gerakan menanam pohon itu sangat baik untuk terus dilakukan. Apalagi, saat ini kualitas lingkungan mengalami penurunan, sehingga masyarakat harus bersama-sama menjaga kualitas lingkungan hidupnya,” terangya.

Ia mengatakan, BPIW juga akan melakukan perencanaan infrastruktur hijau, agar hadirnya pembangunan itu memberi dampak yang positif kepada masyarakat. “Sebab, memang pembangunan itu manfaatnya untuk dinikmati dan dirasakan oleh masyarakat,” jelasnya.

Hadi mencontohkan, pembangunan bangunan Waduk Jatigede ini diharapkan memberi dampak postitif kepada masyarakat. “kita dukung dari segi perencanaan agar pembangunan itu benar-benar berdampak positif bagi,” terang Hadi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi mengatakan, areal Waduk Jatigede ditanami sebanyak 3.600 pohon. Bendungan Jatigede yang merupakan bendungan terbesar kedua di Indonesia dengan luas 4900 hektar.

Bendungan Jatigede yang memiliki kapasitas tampung sebesar 979,5 juta meter kubik (m3), saat ini sudah beroperasi penuh dan manfaatnya mulai dirasakan para petani. Areal persawahan kini mendapat pasokan air yang berkelanjutan seluas 90.000 hektar lahan yang berada di Indramayu, Majalengka serta Cirebon yang menjadi sentra pertanian di Pulau Jawa.

"Saat ini indeks pertanaman daerah irigasi yang airnya bersumber dari bendungan ini sudah meningkat.  Selain keperluan irigasi, juga untuk kebutuhan air baku sebesar 3.500 liter per detik. Selain itu pada tahun depan akan menjadi penghasil listrik sebesar 110 megawatt (MW) dimana saat ini tengah dalam tahap pembangunan," tegasnya.(ris/Birkom/infoBPIW)

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: