BPIW dan Bank Dunia Gelar Knowledge Sharing terkait Aplikasi Pendukung Perencanaan

Layanan Informasi BPIW     |     13 May 2019     |     09:05     |     901
BPIW dan Bank Dunia Gelar Knowledge Sharing terkait Aplikasi Pendukung Perencanaan

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan Bank Dunia melakukan kerja sama menggelar knowledge sharing terkait pengembangan perkotaan di masa depan. Kegiatan knowledge sharing tersebut dilaksanakan di Kantor BPIW, Jakarta, Rabu (8/5). Hadir pada acara tersebut pejabat dan staf dari BPIW serta Bank Dunia.

 

Kepala BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono saat membuka acara mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan mampu menambah pencerahan dan cara yang efektif bagi jajaran BPIW dalam upaya melakukan pengembangan infrastruktur PUPR di Tanah Air khususnya pengembangan perkotaan.

Menurut Hadi, saat ini BPIW tengah mengembangkan beberapa aplikasi sistem informasi. "Mulai dari Sibas Ripi (Sistem Informasi Database Online Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR,-red), Sipro (Sistem Informasi Pemrograman,-red), Simonah (Sistem Monitoring Pengadaan Tanah,-red) serta Bank Data BPIW," jelasnya.

Ia mengakui, aplikasi yang ada masih perlu untuk dikembangkan agar dapat membantu kinerja BPIW menghasilkan pemrograman yang tajam dan efektif.  "Momen ini menjadi kesempatan yang tepat untuk menyerap ide. Salah satunya dalam upaya pengembangan aplikasi-aplikasi yang sedang dikembangkan BPIW," jelasnya.

Sementara itu, Direktur City Planning Lab World Bank, Gayatri Singh mengatakan, Bank Dunia mendukung BPIW Kementerian PUPR memiliki aplikasi yang dilengkapi data-data akurat sehingga membantu para pengambil keputusan dalam melakukan proses perencanaan pembangunan. Gayatri menambahkan, aplikasi-aplikasi di BPIW saat ini dalam proses pengembangan sehingga dukungan aplikasi data perkotaan sangat tepat untuk diintegrasikan.

Di tempat sama, Konsultan Pengembangan Kota Bank Dunia, Ricardo mengatakan, perencanaan yang baik harus didukung data yang akurat. "Dukungan data akurat akan menghindari terjadinya perencanaan tidak sesuai sasaran," paparnya. Ricardo juga menerangkan, data akurat mampu menampilkan angka pasti dalam pelaksanaan pembangunannya.

Ricardo mengatakan, untuk pengembangan kota perlu dipertimbangkan dalam menentukan suatu lokasi pembangunan infrastruktur. "Misalnya kepadatan penduduk, ketersedian air baku, jarak dengan fasilitas umum, resiko kebencanaan hingga pertimbangan harga tanah," terangnya.

Lebih lanjut Ricardo mengatakan, saat ini Bank Dunia tengah memperkenalkan tiga aplikasi berbasis website yang dapat digunakan dalam perencanaan dan membantu pengambilan keputusan berdasarkan data.

"Software tersebut yakni Suitability, Urban Performance dan Collab-Map," terangnya. Ia menambahkan, tiga alat itu diharapkan dapat menjadi pilihan penyediaan data pendukung berbasis peta dalam proses perencanaan. Menurutnya, saat ini Bank Dunia di Indonesia telah membantu pengembangan Big Data melalui program geoportal di Kota Denpasar dan Semarang.

Dalam pertemuan itu, berkembang diskusi mengenai kebutuhan BPIW dalam perencanaan, seperti peta, data akurat,analisa dampak sosial dan ekonomi pada suatu kawasan.  Selain itu, berkembang juga diskusi tentang tantangan dalam pengembangan software dan proses integrasi.(ris/mut/infoBPIW)

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: